Kehidupan

Cara menghasilkan uang dari blog

Selasa, 23 Desember 2014

Daily 10 Tebing Yang Curam

      Libur akhir ramadhan merupakan waktu yang asik bagi anak-anak SD di kampungku untuk bermain petasan, menyisihkan uang saku untuk membeli lotre, kartu ataupun mainan lainnyavseperti keseharianku dengan teman-teman kelas 3 SD lainnya yang selalu bersaing untuk mengoleksi kartu Yu Gi Oh terbaik agar bisa menang duel dengan teman lainnya.

     Siang ini cuca sangat panas, kartu Yu Gi pun terasa membosankan, kini aku dan beberapa teman kelas 3 bergegas menuju pemakaman ujung perkampungan untuk menabuh petasan yang kami kumpulkan, kami memilih pemakaman sebagai tempat bermain petasan agar bunyinya tidak mengganggu penduduk di desa kami. Tetapi hal yang tidak pernah aku pikirkan saat itu adalah bahwasannya kamimjustru sangat-sangat mengganggu penduduk di alam lain. Sungguh aku merasa khilaf.


      Tak jauh dari pemakaman itu tanpak lahan sawah yang luas membentang, membuat kami memutuskan ke tempat itu karena petasan sudah habis dan di ujung persawahan itu terdapat sungai yang bisa kami gunakan untuk melepas lelah. Tebing yang sangat curam terpampang jelas di hadapan kami. Tanpak sungai yang mengalir jernih berada di ujung bawah tebing. Dengan rasa penasaran kami pun turun melalui geguguran tebing yang di selubungi alang-alang sebagai satu-satunya jalan untuk menuruni tebing ini.


      Sesampainya di bawah terlihat begitu tinggi ujung tebing. Mungkin akan sangat miris yang akan terjadi jika ada seseorang yang sedikit saja tergelincir dan terjatuh dari atas. Mungkin seseorang tersebut hanya tinggal kenangan aaupun tinggal namanya saja.


      Sinar matahari tak seutuhnya sampai ke bawah tebing sehingga suasana begitu sejuk.
Jika dari atas tebing tempat ini sempit, namun sangat luas setelah kami turun kesini, tumbuhan pisang singkong dan umbi-umbian lainnya pun begitu banyaknya tumbuh.


     Gemercik air deras terdengar, terus terdengar semakin jelas seolah mencairkan hati sebelum akhirnya aku melesat dan menyelam ke dalam air di ikuti oleh teman lainnya.
aku terus menyelam ke bawah dengan kemampuan renang yang  sangat

sedikit aku miliki. Dalam.. Dalam dan semakin dalam hingga tiba-tiba nafasku sesak, penglihatanku menjadi tidak begitu jelas, aku terperosok ke dasar sungai yang sangat dalam di dasar tebing, 

Apakah aku akan berakhir? Aku tenggelam, Aku hanyut? Atau mungkin aku akan mati? 
Aku mulai panik dan merasa tidak karuan. Dengan sedikit kesadaran yang masih aku miliki aku seperti melihat ada sebuah lubang hitam yang begitu dalam seperti goa di dasar sungai. Namun aliran sungai yang deras membawaku sampai tepi sungai yang membuat teman-temanku kehilangan jejakku, perlahan dengan badan yang begitu lemas aku menuju ke daratan. Akuhanyut, namun aku masih selamat. Aku duduk terdiam ditepi sungai sambil mencoba memuntahkan air dari sungai tersebut yang tak sengaja tertelan.

      Namun kini langit mulai gelap, mungkin sebentar lagi akan turun hujan yang begitu besar. Aku sadari sudah cukup lama aku terpisah dengan teman-temanku. Kemudian aku bangkit dan berlalu, terus berlari melewati alang-alang, pematang sawah, hingga jurang-jurang kecil yang membuatku jatuh, terperosok, bangkit dan berlari kembali.


     Itu adalah salah satu petualangan yang tak pernah aku lupakan, berlari, terperosok dalam rerumputan dan alang-alang, tenggelam, dan hanyut. Sebegitu kelamkah kehidupan masa kecilku? Aku harap anak-anak jaman sekarang dengan serba modernisasi dan kecanggihan tekonologi cukup merasakannya saja di dalam dunia game, karena itu terlalu buruk. Tapi tidak untuk anak kampung sepertiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar