Kehidupan

Cara menghasilkan uang dari blog

Selasa, 23 Desember 2014

Kehidupanku Yang Berbeda (Special Notes For Mother Day)


      Bagi sebagian orang keadaan dan kenyataan hidup yang berubah dengan cepatnya terkadang menjadikan pukulan ataupun beban hidup tersendiri bagi dirinya, namun terkadang juga menjadikan motivasi hebat dalam hidupnya dan merasa bahagia bahwasanya ia menyadari tidak semua orang merasakan seperti apa yang ia alami dalam hidupnya.



     Namaku Rio usiaku 14 tahun. Aku duduk di bangku kelas X Sekolah Menengah Atas yang cukup terkemuka di kotaku. Aku tinggal dilingkungan keluarga yang cukup terpandang meski dirumah aku hanya tinggal bertiga bersama ayahku dan kak Via, kakak perempuanku yang usianya sekitar 2 tahun lebih tua dariku. Dia seorang perempuan yang begitu cantik dan pandai dia juga sangat baik kepadaku dan terkadang seolah-olah dia adalah ibu kedua dalam hidupku, selepas ibu meninggalkan kami untuk selama-lamanya. Disaatku baru berusia 2 setengah tahun kangker telah menggerogoti tubuhnya hingga akhirnya merenggut nyawanya. 


   Setelah itu kehidupan selalu kami lewati bersama. Ayahku menjadi sosok Single Parrents yang luar biasa yang selalu membahagiakan 2 buah hatinya yang masih kecil dan belum begitu mengenal dunia. Aku merasa sangat bahagia mengingat kebahagiaan yang selalu kami lakukan bertiga di masalalu dari liburan ke kebun binatang bersama, jalan-jalan ke mall, dan banyak hal menyenangkan lainnya. 

    Namun terkadang aku bersedih di saatku tak bisa mengenang sedikitpun tentang ibu.
Kini hari demi hari pun telah berganti, segalanya mulai berubah, segala yang baru pun kini telah menjadi lama, dan segala yang indahpun berangsur memudar. Tepat di saatku duduk di awal kelas sepuluh SMA, ayah mulai tidak ada waktu lagi buat kami. Hingga hari demi hari seperti hanya kami jalani berdua, dari berangkat sekolah hingga pulang sekolah lagi, tak jarang sepulang sekolah kami tidak langsung pulang kerumah karena kami bersekolah di SMA yang sama hanya saja kak Via yang sudah kelas 12 dan terkadang harus mengikuti les-les untuk menghadapi ujiannya, sehingga aku sering tetap di sekolah di saat teman-teman kelas 10 yang lain sudah pulang untuk menunggu kakakku pulang dan pergi ke taman ataupun tempat lain setidaknya sekedar mengurangi kejenuhan yang ada dalam pikiran kami, hingga kadang kami sampai lupa waktu untuk kembali ke rumah namun kami tau ayah pasti belum pulang ke rumah, dan kami berfikir entah dirumah ataupun dimana saja yang ada hanya kami berdua.



    Tidak seperti anak SMA pada umumnya yang ingin terlihat gaul dengan sering ngumpul, nongkrong, ataupun main dengan teman-temannnya. Kami lebih sering berdua karena tau kehidupan kami memang berbeda. Terkadang sebagai anak laki-laki aku lebih mudah berbaur dengan teman-teman lain, namun aku juga menyadari aku tidak ada banyak waktu untuk mereka karena masih banyak hal yang harus kami lakukan dirumah yang mungkin tidak biasa mereka lakukan.



    Aku menyadari bahwasanya tuhan menakdirkan jalan kehidupan yang begitu sulit di mengerti kadang selalu menanjak ataupun selalu menurun kadang pula keduanya.
Dan aku menyadari bahwa tanjakan terjal adalah kenyataan hidup yang ada di hadapanku saat ini, perekonomian keluarga kami terus menurun hingga suatu ketika ayah menderita sakit keras yang harus membuatnya istirahat. Akhirnya selepas lulus SMA kakakku mengcancel untuk meneruskan ke kuliahnya dan memilih bekerja sebagai karyawan swasta di salah satu kantor di kota kami, kakakku penyelamat kehidupan kami, dia adalah perempuan luar biasa yang pernah aku kenal, kini semenjak ayah sakit, banyak hal yang seharusnya orang tua lakukan menjadi kewajiban kami, meski terkadang kami merasakan sesuatu yang berbeda di saat ada seseorang menanyakan orang tua kami, namun inilah kenyataan kami dengan kehidupan yang berbeda. 


    Kami juga sering merasakan ada seorang ibu ataupun bapak di tempat umum yang merasa prihatin di balik canda tawa kami sebagai kakak adik yang begitu akur dan tersenyum di atas kehidupan berat yang harus kami pikul, karena hanya ada kami berdua tempat menjalani kehidupan dan tempat berbagi cerita kami, namun kami juga sangat sayang ayah, sudah saatnya dia beristirahat.


      Mungkin belum begitu pantas jika kami di sebut mandiri hanya saja kami mengalami pendewasaan yang lebih cepat dari anak seusia kami pada umumnya..
Mungkin di surga ibu tersenyum melihat kami di sini, yang selalu berusaha untuk bahagia dalam setiap lika liku kehidupan yang kami terima, selalu bahagia dalam hal apapun. Karena inilah takdir hidupku yang memang datang hanya untuk sekali saja, aku tak berhak untuk menyianyiakannya.


     Dan untuk kakakku kau adalah sosok perempuan yang luar biasa dalam hidupku, yang mengajariku tentang menghargai dan menerima setiap sisi kehidupan, kau adalah pahlawanku..
Di tanggal 22 Desember ini mungkin semua orang merayakan hari ibu yang entah aku tak tahu dari mana asalnya, namun bagiku hari itu tak seutuhnya untuk ibu, terimakasih ibu telah melahirkanku, namun terimakasih juga tak boleh terlupakan kepada semua wanita yang berjasa dalam hidup kita seperti halnya yang aku rasakan untuk kakakku..


Mungkin, bolehkah aku menyebut hari itu untuk "MY SISTER DAY?" ku harap kalian mengijinkannya..







Tidak ada komentar:

Posting Komentar