Bagiku Setiap Saatnya Hidup adalah Ujian, Ujian keimanan dan ketakwaan
Entah mau memepercayainya atau tidak seperti inilah yang terjadi, Meskipun sudah lama berlalu, aku masih begitu mengingatnya. Sesungguhnya semua kebenaran hanyalah milik Allah SWT.
Ini adalah pengalaman nyata hidupku sewaktu kelas 5 SD bersama
saudaraku, Galih. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2006. Tepatnya pada saat
pertengahan bulan Ramadhan. Saat itu aku dan saudaraku berencana pergi
mencari ikan di kampung seberang di ujung timur lahan persawahan di desa
kami untuk sekedar menghabiskan waktu menunggu berbuka puasa. Jarak
kampung kami menuju tempat kami mencari
ikan cukup jauh hingga harus melewati lahan persawahan yang sangat luas dari
ujung barat hingga ujung timur dan setelah itu harus berjalan melalui
tepian rel kereta yang cukup jauh pula. Tentunya ditengah sinar matahari yang egitu terik.
Suara kereta api sudah
mulai terdengar menandakan kami telah dekat menuju rel kereta ketika aku lihat sebuah kereta api berwarna putih melintas di rel kereta api diujung persawahan yang berarti menandakan
kami telah jauh melangkah dari ujung barat persawahan di kampung kami
sana.
Aku duduk beristirahat sambil membersihkan kaki dan telapak
tanganku di sebuah aliran air kecil di pinggiran rel kereta sembari
menunggu sebuah kereta api ekonomi yang lewat tepat di hadapan kami. Hingga akhirnya kami sampai di tempat tujuan kami. kulihat perumahan yang sudah
mulai berjejer namun masih sedikit. Jika dua tahun lalu kami sering
bermain disini tak ada satu rumahpun yang berdiri hanya hamparan sawah yang
luas yang kini telah berubah.
Suara adzan dzuhur terdengar lirih dari
suatu masjid yang kami tak tahu di mana letaknya, Mungkin diperkampungan nan jauh disana karena disini memang hanya ada rel kereta dan lahan persawahan yang sangat luas. Matahari saat itu
bersinar begitu terik membuat kami memutuskan untuk berteduh di balik
pepohonan jagung dan singkong yang telah meninggi.
Lalu tiba-tiba seseorang tak dikenal
datang menghampiri kami. Menanyakan banyak hal kepada kami, dia
menceritakan bahwa dia datang dari jauh di timur sana dan di tengah bulan Ramadhan ini ia sedang mencari beberapa anak untuk diajarkan ilmu entah
apa namanya yang intinya berkaitan dengan kesaktian.
Orang ini sungguh misterius, karena biasanya jarang sekali kami menjumpai orang dewasa di tempat yang sepi seperti ini.
Entah percaya ataupun tidak percaya bagi kalian ini kejadian nyata yang
aku alami. Orang tersebut terus menceritakan tentang hal yang tak bisa aku
nalar dengan sangat serius seperti sama sekali tanpa kebohongan.
Saat
ini dia bermaksud memberi ilmu kepada kami, seingatku ada beberapa ilmu
yang dia ceritakan dan juga amalannya, ia akan mengajarkan jika kami bersedia
bergabung dengannya. Setidaknya ada beberapa janji akan ilmu yang akan ia
ajarkan yang sampai kini aku ingat diantaranya ilmu pukulan jarak jauh,
melesat, meringankan tubuh, dan kekuatan-kekuatan lainnya yang aku lupa namun intinya
seperti itu.
Aku tak begitu mempercayainya karna secara nalar aku tak
pernah mengetahuinya di kehidupan nyata. Hingga aku memberanikan diri
kepada orang itu untuk mencoba membuktikan kekuatannya jika memang benar memiliki,
namun dia hanya berkata lirih bahwasanya kemampuannya tak bisa di
gunakan kecuali hanya keadaan terdesak, karna jika sembarang menggunakan
akan memunculkan kesombongan, hanya boleh di gunakan untuk menolong
sesama itupun jika sangat mendesak.
Lalu orang itu menyuruh kami mencari
wadah yang terbuat dari plastik yang berisi air lalu sehelai daun singkong dan
sedikit tanah halus, dan tisu. Orang itu menyuruh kami memasukan jari
telunjuk kami ke wadah itu sambil menaburkan tanah halus yang kami cari.
Keanehan terjadi saat ia mulai mengaduk air itu dan entah membaca apa
air di wadah itu seketika berubah ke merah-merahan. Dia hanya memastikan
tubuh kami masih bersih tanpa ada kekutan apapun yang pernah merasukinya.
Perasaanku mulai tak enak, kami sebenarnya ingin cepat pergi karna
takut namun kami merasa tidak enak jika meninggalkan orang begitu saja.
Orang misterius itu kembali berbicara panjang lebar untuk meyakinkan
kami, karna merasa sudah cukup lama kami ijin pulang untuk memikirkannya
dan akan memberikan jawabanya jika kami kembali kesini.
Di perjalanan pulang aku mengingat-ingat setiap perkataan yang ia sampaikan, dalam hati aku sedikit
berfikir apa mungkin itu hanyalah ilmu susuk yang sesungguhnya tidak boleh
bagi orang muslim, dan pikiran lain muncul dalam pikiranku.
Apa mungkin
dia sedang mencari tumbal?
Tepat di pertengahan bulan Ramadhan ini, karna kami sebenarnya tau tempat ini cukup angker.
Namun aku tahu, Allahlah satu-satunya dzat yang maha sempurna dan maha kuasa. Sang khalik yang menciptakan segala kekuatan yang ada di dunia beserta
isinya. Tak ada kekuatan lain selain datang dari Allah S.W.T dan juga
hanya ada satu keajaiban di dunia ini dan itu tak lain hanya datang dari
Allah.
Sekarang aku tahu mungkin inilah salah satu rintangan hidup
atau mungkin ujian keimanan bagiku karena jika tidak di dasari hati yang beriman kita mungkin bisa saja goyah
terombang ambing arus kuat kehidupan. Hingga kita salah melangkah, berbelok ke arah yang tidak benar.
Setelah itu kami mempercepat
langkah kami pulang meninggalkan tempat itu, dan mungkin selamanya tak
akan pernah lagi kembali ke tempat itu, dan pergi dari cerita kami di
hari itu.
Sampai sekarang saat aku mulai dewasa aku masih menyimpan
baik-baik kisah masa kecilku ini, tak pernah sedikitpun ku ceritakan kepada
orang lain, sampai akhirnya kisah ini sempat aku tulis.
Tanpa ada maksud mengkhayal atau menjelek-jelekan ini adalah bagian kisah yang aku alami, percaya atau tidak, iyu hak masing-masing dari kalian.
Semoga kalian para pembaca dimanapun anda berada bisa mengambil hikmah dari semua ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar