Kehidupan

Cara menghasilkan uang dari blog

Selasa, 23 Desember 2014

Daily 11 Menuju Masa Lalu ( Antara Solo Wonogiri dan Purwokerto)


       Hari kenaikan kelas menuju kelas 4 telah tiba liburan musim panaspun menanti, kini aku telah mempunyai sahabat-sahabat masa kecil yang baik disini di Kota Purwokerto. Kota Satria yang terkenal makannya yang enak-enak. Kota sejuk dengan lokawisata yang indah-indah.


      Tak seperti tahun-tahun sebelumnya setelah penerimaan raport aku cepat-cepat pulang kerumah untuk berkemas karna hari esok aku akan kembali ke kotaku dulu yakni Kota Surakarta.
  

      Pagi-pagi sekali aku telah duduk di gerbong kereta Logawa di Stasiun Purwokerto, sekitar pukul 06.00 W.I.B pagi kereta berangkat.

      Kilometer demi kilometer terlampaui. Stasiun demi stasiun terlewati. Hingga sampailah di stasiun Jebres Surakarta tempatku berhenti. Segala kenangan tentang Kota Surakarta terngiang kembali. jembatan gantung, rel kereta jebres, kampus Universitas Sebelas Maret, gembira loka, waduk gajah mungkur. Aku hambiskan selama aku berlibur di tempat budhe ku di Solo. Sebelum akhirnya pagi-pagi sekali aku menuju terminal bus untuk bersilaturahmi di tempat mbahku di Wonogiri.


      Pemandangan indah kota Solo di pagi hari kini berganti menjadi hawa dingin pegunungan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. 2 Jam kecepatan standar bus membawaku melesat menuju kabupaten yang sangat kental dengan aroma pegunungan itu. Jalanan terjal dan jurang membuatku merasakan dan ikut menikmati bahwasannya aku sadari perjalanan ini sangat memacu adrenalin. 

      Dua tiga hari berlalu namun suasana tetap dingin dan sepi, tak ada suara anak-anak berlarian gembira bersama, tak ada gemercik aliran sungai, tak ada anak bermain layang-layang sepertihalnya di Purwokerto, lagi pula di sini tempatnya tidak ideal untuk menaikan layang-layang, selain angin yang kecil juga sangat banyak pohon tinggi menjulang.


      Sekarang aku mulai mengerti bahwasanya wilayah dan lingkungan itu mempunyai karakteristik yang berbeda, jika di Solo dengan lingkungan yang begitu padat, kumuh, mungkin itu wajar jika keramaian adalah kenyataan yang terpampang di kota itu sepanjang hari. 


     Sementara di Wonogiri yang sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan, menjadikan hawa dingin selalu menyelimuti, seolah memberi kesan sebagai tempat yang selalu sepi, sebuah dataran tinggi dengan intensitas angin yang kecil sehingga tak ada musim layang-layang disini. 

     Berbeda dengan Purwokerto dengan letak yang begitu strategis diantara lereng gunung selamet dan pantai selatan yang membuat daerah ini bukanlah menjadi daerah yang rawan bencana. Meski aku sadari sebenarnya bencana itu datang dimana saja kapanpun dimanapun dan bagaimnapun. Tetapi untuk kota Purwokerto dengan suasana sejuk tidak begitu panas tidak begitu dingin, tidak terlalu rampai dan padat juga tidak terlalu sepi mungkin cukup tepat jika kota Purwokerto mendapat predikat sebagai kota ternyaman nomor satu di Pulau Jawa mengalahkan hiruk pikuknya Bandung dan Jakarta, atau romansa di Wonosobo, Magelang ataupun Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar