Sudah cukup lama aku berada di Wonogiri dan liburan kenaikan kelaspun
akan segera berakhir, hari ini aku akan menuju ke tempat saudaraku
lainnya di kampung Sambi Jajar yang letaknya di seberang kampung embahku
di Sambi Rejo. Jaraknya cukup jauh dan tidak dapat di tempuh dengan
kendaraan karna harus naik turun gunung.
Jarak antara dua kampung ini
bagaikan dua pegunungan yang bersebelahan
dan di tengahnya terdapat sungai dan lahan persawahan yang cukup luas.
Sungguh suasanya yang begitu sejuk saat berada di lahan persawahan tempat
perbatasan kedua kampung ini.
keindahan yang sesungguhnya terletak di ujung timur sana ketika aku takjub saat
panorama yang begitu indah terpampang juga pemandangan satu gunung aktif
yang cukup tinggi menjulang memaksa pandanganku tak bisa berpaling.
Aku
menanyakan pada budhe ku tentang gunung itu, Gunung Kelud. Yah Kelud
nama yang takan ku lupakan, sebuah gunung aktif di Jawa Timur namun dapat
terlihat jelas kala pagi dari sambi rejo.
(Pada tahun 2014 tepatnya 13 Februari 2014 saat itu aku masih kelas 12 SMK Gunung kelud mengalami letusan yang dahsyat bahkan abu Vulkaniknya sampai pada pulau jawa bagian barat, di tempatku sendiri saat itu yakni Purwokerto,
Abu Vulkanik sudah bagaikan hujan salju hitam yang menghitamkan kotaku saat itu. Bahkan helm dan sepeda motorku yang aku parkirkan di parkiran sekolah begitu kotor terkena debu abu vulkanik tersebut. Aku sempat menuliskan di twitter kala mengenang gunung kelud, kurang lebih seperti ini tulisannya.
"Saat kecil aku sering melihat gunung kelud dari Sambi Rejo, dan itu sangat indah".
Itu sedikit peristiwa yang aku ingat tentang letusan dahsyat gunung Kelud. Semoga tidak pernah terjadi lagi).
Sesampainya di sambi jajar aku
mengamati keadaan lingkungan sekitar yang ternyata cukup ramai dan padat
berbeda dengan kampung sebelah tempat embahku tinggal.
Aku hanya semalam tinggal di sambi jajar sebelum esoknya aku kembali ke tempat embahku di sambi rejo. Di perjalanan pulang aku bertemu dengan anak laki-laki sebaya yang tinggal di
sambi rejo, Febri namanya. Budhe ku memintanya untuk menemani
berkeliling kampung karna beliau ada urusan.
Akhirnya kami berkenalan,
dia tanpak sinis kepadaku lalu menanyakan tentang diriku karna tak
pernah melihatku disini sebelumnya. Akupun menceritakan bahwasanya aku
berasal dari tempat yang jauh dan hanya menghabiskan waktu liburan disini
karna dia sama sekali tak mengenal Kota Purwokerto kala aku menjelaskan.
Hingga datang 2 anak perempuan sebaya menghampiriku. Namanya Nana dan
Anti mereka yang juga ternyata tinggal tak jauh dari sini. Mereka berdua
datang dengan senyuman yang manis sepertihalnya teman lama yang kembali
bertemu.
Aku senang karna akhirnya aku mempunyai teman disini. Satu hari
itu kami habiskan waktu berjalan bermain di daerah pegunungan bersama
hingga senja menjelang saat Nana dan Anti kembali kerumah masing-masing.
Aku
mengamati lingkungan sekitar sebelum kudapati Febri meninggalkanku
sendiri, namun bukan masalah setidaknya aku bisa bertanya kepada orang
kampung sini dan mengantarkanku ke rumah budhe.
Mungkin ini adalah salah satu hari yang indah dan tak mungkin ku lupakan.
Hari kini mulai gelap tak terasa ini adalah hari terakhir aku tinggal
disini, kini aku mulai berkemas untuk pulang, karna besok aku harus
berangkat pagi-pagi sekali dari sini.
Ayam telah berkokok mentari siap
pancarkan sinarnya. Setelah shalat shubuh aku segera menuju tempat
pemberhentian bus jurusan Solo Kota. Cukup lama perjalanan di pagi buta
hingga Stasiun Balapan Solo sudah di pandangan mata kala hari mulai
terik.
Dalam suasana yang panas ini aku teringat akan teman-teman baruku di
Sambi Rejo disaat kemarin seharian bermain bersama yang ternyata itu
adalah hari yang pertama dan terakhir kita bertemu, aku lupa berpamitan
dengan mereka yang sudah jauh disana. Teman sesaatku yang kudapati hanya merekalah teman yang pernah aku kenal disana. Semoga suatu saat jika sudah dewasa
nanti aku dapat kembali kesana.
Sehabis dzuhur keretapun telah
datang dan siap berangkat, aku kembali duduk di sebelah kaca agar dapat
menikmati pemandangan dalam perjalanan. Tak terasa dengan sekejap
hari telah gelap, sekitar pukul setengah sebelas malam akhirnya semua
pemandangan lenyap berganti dengan kelap kelipnya lampu-lampu di Kota
Purwokerto.
Liburan telah usai. Jalan-jalan di pegunungan, Gunung Kelud,
dan teman-teman barupun telah usai. Kini rutinitas telah menanti. Selamat
datang kembali Kota Purwokerto. Purwokerto kota SATRIA.
Note : Hari itu adalah terakhir kalinya aku tinggal di Wonogiri, saat itu aku kelas 4 SD. Hingga saat ini ketika beberapa tahun sudah aku menyelesaikan SMK atau mungkin sudah puluhan tahun berlalu aku belum pernah kembali lagi ketempat itu dan aku sudah benar-benar tidak ingat tentang teman-temanku disana saat itu. Setidaknya tulisan ini suatu saat bisa mengingatkannya.
Terima kasih untuk semuanya, pernah ada. Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar