Kehidupan

Cara menghasilkan uang dari blog

Selasa, 11 November 2014

DAILY 3 Episode Kehidupan Yang Sesungguhnya

       Mungkin semua orang menganggap coretanku tak semenarik karya-karya indah tulisan JK Rowling, Nich Hornby ataupun Milan Kudera yang begitu mendunia, bahkan bisa di bilang begitu membosankan ataupun menjenuhkan terserah apapun pendapat semua orang, karena itu adalah hak mereka dalam menghayati dan mengkritisi sebuah karya, aku tak bisa memaksa mereka membaca yang baik-baik saja dalam tulisanku, karena inilah kisah kehidupanku sebuah hal nyata yang aku alami dan harus kuakui memang tak banyak yang berakhir baik seperti yang kita harapkan.
Terima kasih juga aku sampaikan kepada semua orang yang hadir dalam hidupku sampai saat ini yang telah begitu banyak memberikan inspirasi kepadaku untuk menuliskan kisahku ini.

     Aku hanya menuliskan disini hanya beberapa hal yang masih aku ingat. karena sesungguhnya peristiwa ini sudah terjadi dan sudah begitu lama berlalu. Mohon maaf jika ada kekeliruan tempat ataupun peristiwa yang kurang sesuai selama aku menuliskan karena aku hanya manusia biasa yang jauh dari sempurna dan begitu banyak kekhilafan. Jadi untuk semua teman-teman kerabat dan semua orang yang terlibat didalam tulisanku aku harap membaca episode yang ini sehingga tidak sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena sekalilagi aku jelaskan bahwa kisah ini sudah lama berlalu dan tidak ada maksud untuk mengait-kaitkan kembali apa yang telah terjadi yang mungkin akan berdampak pada keharmonisan kehidupan kalian sekarang. aku harap kalian semua bisa memakluminya. Terima kasih.

    . Langsung saja kisah ini aku mulai dari suatu pagi yang indah di kota yang begitu serasa sejuk dan begitu sejuk. Kota itu bernama Solo. Salah satu kota besar di Indonesia yang terletak di Jawa Tengah (Central Java). Sebuah kota yang cukup berkembang pesat jika di lihat dari bangunan-bangunan mewah yang berdiri kokoh di pusat kota tersebut. Sedikit menuju ke arah timr dari pusat kota terpampanglah nama kabupaten Wonogiri sebuah tempat yang masih lekat dengan aroma pedesaannya pohon-pohon tinggi menjulang, rumah adat Joglo dan lahan persawahan yang membentang menghiasi perjalanan sekitar 2 jamku dari  rumah budhe ku pusat kota Solo menuju Wonogiri.

    Tanpa basa basi inilah aku dan ini ceritaku. Namaku Triocahyo Utomo ini sesuai akta kelahiranku. Bagiku sebuah nama yang cukup mudah diingat. tapi tidak untuk pembuat KTP dan kartu tanda lain yang seringkali salah dalam penulisan namaku menjadi Trio Cahyo Utomo. Hingga sampai sekarang dari STNK BPJS SIM KTP dll sudah terlanjur salah tidak sesuai akta, aku sudah lelah untuk revisi karena pada kelanjutannya kesalahan itu tetap saja terjadi.

     Setelah itu aku meyakini bahwa namaku adalah nama yang sulit. Setuju atau tidak terserah. yang penting kasih jawaban aja. biar nilainya ga mines hehe Apa nyambungnya yah? emangnya SBMPTN haha entahlah. Cahyo biasa aku di panggil kecuali oleh orang yang sok kenal ataupun ngga mau kenalan biasanya memanggil aku dengan kata Kamu. Padahal itu sama sekali tidak ada di nama panjangku, aneh yah.

     Hmm oke lanjut lagi aku adalah seorang anak laki-laki pendiam dengan kehidupan sederhananya seperti orang-orang Solo pada umumnya. Lahir dari ayah yang berasal dari Purwokerto dan ibu berasal dari Solo. mungkin alasan itulah yang membuat tiap namaku di akhiri dengan huruf O. oo gitu.

     Singkat cerita hari itu adalah hari terakhirku di Kota Solo, dan moment ini aku manfaatkan untuk menemui Alm. embahku di Wonogiri (embahku sendiri sekarang sudah meninggal kalau tidak salah itu terjadi sekitar tahun 2005, aku tidak bisa mengingat dengan pasti) untuk berpamitan sebelum jauh pergi dan mungkin lama tidak bertemu atau bahkan tidak mungkin bertemu lagi melihat beliau yang sudah sangat berumur. Saat-saat terakhir ini juga aku manfaatkan untuk mengenang dan menjelajahi lingkungan sekitar sebelum datang hari esok, yah hari esok.. Hari dimana aku akan menuju kota yang mungkin begitu terasa asing bagiku, namun mungkin juga akan membuat cerita yang berkesan untukku. Yah Kota Purwokerto, benar sekali.


     Aku berharap mungkin di tempat itulah aku kembali merangkai masa kanak-kanakku yang mungkin penuh dengan cerita atau mungkin tidak berkesan sama sekali. Aku tak peduli, yang ku tahu waktu terus berjalan dan kini hari telah berganti.
 
    Langkah demi langkah mengatarkanku pada gerbong kereta ekonomi Stasiun Jebres Surakarta yang akan membawaku menuju Purwokerto. Kilometer demi kilometer semakin jauh membawaku dari masa lalu, kupandangi hamparan sekitar yang menjadikan sebuah panorama yang indah dari dalam jendela kereta, tanpa sadar aku terdiam dan merenung melihat segerombolan awan yang tanpak dari jendela kereta yang membuatku begitu tenang.


Aku terus mengamati awan itu yang seolah terus berjalan dengan lancar seperti halnya roda kehidupan yang terus berjalan. Hampir seharian penuh aku menikmati perjalanan, suasana hening Wonogiri kini telah berubah gemerlapnya malam kota Purwokerto. Kinipun aku siap melanjutkan petualangan masa kecilku yang belum bisa hilang dari bayang-bayang kenangan. Sambilan melihat biru langit yang tanpak cerah di kota Purwokerto kala siang menjelang secerah harapan yang aku impikan di masa depan.

Mungkin hidupku dan semua yang aku lihat kini akan berubah, yang datang dan yang pergi, yang lama dan yang baru. Namun inilah aku meskipun kelak semua telah berubah, aku tetaplah aku, menjadi diriku dengan sejuta harapan hidupku.

Memory : Rabu, 6 juli 2001 Kota Surakarta Selamat tinggal embah, Kota Solo, Wonogiri dan juga kenangan, terima kasih untuk masa kecilnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar