Kehidupan
Sabtu, 30 Desember 2017
Upaya Bunuh Diri Di Tol Merak-Jakarta (MY LIFE JOURNEY IN BANTEN PROVINCE Part 2 )
Setiap hal yang terjadi di dalam kehidupan pasti akan di ikuti oleh problematika di belakangnya. Masalah-masalah pasti yang terus merembak di masyarakat seperti msalah perekonomian, keluarga, pendidikan, lingkungan hingga masalah percintaan kadang membuat seseorang kehilangan akal sehatnya. Meski sebenarnya tiap-tiap dari mereka tahu bahwasannya Tuhan tidak pernah menguji diatas kemampuan mereka, namun sayangnya sebagian dari mereka tidak begitu mempercayainya.
Dikutip dari kumparan bedasarkan rata-rata statistic dalam sehari setidaknya ada dua hingga tiga orang yang melakukan bunuh diri di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada tahun 2015 setidaknya ada 815 kasus bunuh diri di seluruh wilayah di Indonesia. Angka tersebut adalah yang tercatat di kepolisian, angka rill di lapangan bisa jadi lebih tinggi, sebuah kasus yang mempertihatinkan.
Dan salah satu kejadian hampir terjadi di depan mataku sendiri, kejadian itu terjadi pada Minggu 15 Oktober 2017 saaat aku berada di sebuah bus dalam perjalanan dari Kota Serang ke Kota Cikarang, Bekasi. Perjalanan yang biasa aku lakukan keika tak ada jadwal Perkuliahan dan juga peralihan jadwal kerja dari shift pagi ke shift sore.
Sekitar jam 10.00 WIB aku telah berada di terminal bus Serang, dan langsung mencari bus Jurusan Bekasi. Dan ternyata ada satu bus yang telah menunggu, tempat duduk di dalam bus tersebut masih banyak yang kosong ,sehingga aku meminta kondektur bus tersebut untuk meminta waktu sebentar pergi ke warung untuk membeli bekal sembari menunggu bus penuh dan siap berangkat.
Tetapi ketika belum lama aku berjalan meninggalkan bus tersebut, bus tersebut justru berangkat sehingga aku putuskan untuk menunggu saja bus tujuan Bekasi yang datang selanjutnya.
Aku menggores layar smartphoneku dengan bosan hingga sebuah bus tujuan Bekasi selanjutnya datang dengan penumpang kosong, aku menjadi penumpang pertama masuk. Aku terus menunggu namun penumpang lainnya tak kunjung datang, aku kembali memainkan layar smartphoneku, untuk sekedar melihat berita terbaru di sosmed juga sekaligus mengisi waktu yang membosankan ini.
Tak terasa waktu telah menunjukan pukul 11.00 WIB, dan tanpa aku sadari penumpang didalam bus telah penuh. Tak ada hal aneh selama dalam perjalanan dari arah terminal Pakupatan kota Serang menuju pintu tol selain kemacetan yang memang setiap harinya telah terjadi.
Aku mulai memasang heatsheet ketika bus mulai memasuki tol, ketukan dan irama music yang keluar membuatku lebih menikmati perjalanan, perjalanan demi perjalanan yang terus aku lakukan.
Bus perlahan mulai menjauhi gerbang tol, perjalanan kini mulai lancar dan menyejukan, kenek bus mulai berkeliling untuk meminta ongkos, ketika baru sampai tengah muncul seorang lelaki dari belakang berlari terburu-buru dengan mata tajam menuju pintu dan mencoba mendobrak pintu keluar untuk loncat. Sementara bus masih berada dalam kecepatan penuh karena berada di tengah tol.
Penumpang lain tampak panik, dengan segera mungkin aku melepas heatsheet dan berusaha mencegahnya bersama kenek dan beberapa penumpang lainnya, namun orang tersebut justru semakin nekat dan mencoba melepaskan diri dan tetap melanjutkan niatnya untuk bunuh diri. Akan tetapi dengan banyaknya orang dan kesigapan kenek upaya bunuh diri dapat di cegah, namun kondisi bus sudah tak lagi kondusif, banyak penumpang terutama ibu-ibu yang sudah sangat panik. Aku sama sekali sudah tidak menikmati lagi perjalanan ini.
Hmm Cerita macam apa ini, keluhku dalam hati. Memangnya bunuh diri menyelesaikan masalah? Justru malah mendapat dosa besar dan siksaan yang pedih, semua hanya memperburuk keadaan. Hingga muncul tangisan seorang pemuda yang usianya sekitar 2-3 tahun diatasku, dia terus saja menangis dengan tersedu, aku tak tahu apa yang dia ucapkan karena dia menggunakan logat sunda yang kental dan tanpa bisa aku ketahui. Sementara lelaki yang tadi berupaya bunuh diri telah di tenangkan oleh kenek, dan telah duduk kembali masih dengan tatap mata tajam.
Sementara pemuda di belakang tetap menangis hingga akhirnya ditanya oleh kenek bus tersebut dengan bahasa sunda, kali ini aku sedikit mengerti, intinya mereka berdua telah berada di Serang selama seminggu dan ingin pulang ke Kampung Mereka di Karawang namun tidak memiliki ongkos.
Orang yang hampir bunuh diri jika aku perkirakan berumur sekitar 50 tahunan, mungkin pria itu bapak dari pemuda yang menangis tersebut. Kenek dan beberapa penumpang lain terus menenangakan mereka untuk tetap istighfar dan ingat pada sang pencipta.
Aku dan penumpang lain mengumpulkan sedikit bantuan untuk mereka berdua, hingga tak terasa bus telah berada di kota Bekasi, aku segera mengemasi barang bawaanku untuk segera turun dari bus itu, meninggalkan bus itu, dan meninggalkan cerita di hari itu.
Aku belum tahu pasti alasan orang tersebut mencoba melakukan tindakan upaya bunuh diri, namun apapun alasannya pada dasarnya mental dan pikirannya tertekan sehingga otaknya terganggu, dan tidak bisa berfikir sehat.
Setiap orang hidup pasti punya masalah, seberat ataupun sesulit apapun tergantung bagaimana mereka menanggapinya. Apakah di tanggapi dengan positif ataupun negative. Masalah bukanlah suatu hal yang harus di takuti, yakinlah masalah akan membuat seseorang lebih kuat lagi, karena seburuk apapun masalah insyallah pasti ada jalan keluarnya. Tetap ikhtiar berdoa dan senantiasa meminta pertolongan dan perlindungan Allah SWT.
Jumat, 29 September 2017
OKK MABA 2017 UNIVERSITAS BINA BANGSA (MY LIFE JOURNEY IN BANTEN PROVINCE Part 1)
Ini adalah tahun kedua ku tinggal di Privinsi Banten, tepatnya di kota Cilegon. Belum banyak yang aku ketahui tentang kota ini. Karena jadwal kerjaku yang cukup padat juga tntang keseharianku yang lebih banyak menghabiskan waktu di kontrakan tempat dimana aku tinggal kini. Ketika ada waktu libur kerja juga lebih sering aku manfaatkan untuk pergi ke Jakarta tempat dimana saudaraku tinggal.
Di tahun ini juga mungkin tahun dimana aku akan membuka lagi lembaran baru di perjalanan hidupku, teman kerja yang datang dan pergi. Semuanya berakhir dengan seiring berjalannya sang waktu. Ini adalah tantangan baruku untuk melanjutkan pendidikanku di Universitas.
Sebelum lebaran kemarin, aku sempat berunding dengan orang tuaku untuk melanjutkan kuliah di kotaku yakni kota Purwokerto, dan akupun sudah mulai mencari info-info pendaftaran di Unsoed maupun IAIN Purwokerto.
Namun orang tuaku yang semakin menua dan kondisi ekonomi membuatku berfikir ulang, jika uang yang aku kumpulkan selama ini mungkin mencukupi untuk biaya kuiahku juga keseharianku 4-5 tahun mendatang. Namun bagaimana dengan orang tuaku?
Aku seperti sudah tak ada pilihan lagi, karena impianku untuk melanjutkan di Perguruan Tinggi Favorit mungkin sudah gagal ketika aku tidak masuk SBMPTN di Unpad tahun lalu. Juga harapanku untuk kembali bernostalgia teman lamaku di Purwokerto sepertinya pun tak terwujud. Namun kabar lain datang ketika status pekerjaanku telah di permanenkan. Dan setelah itu juga aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah sambil bekerja.
Aku mulai mencari info kampus yang menyediakan kelas malam dari internet juga dari beberapa temanku yang aku kenal yang tinggal disini. Atas saran seorang teman akhirnya aku cari sebuah kampus bernama Universitas Bina Bangsa (Uniba). Jarak dari kontrakanku ke kampus cukup jauh yakni sekitar kurang lebih satu jam perjalanan menggunakan motor.
Namun pada saat seleksi penerimaan aku berhalangan hadir karena aku harus pergi ke Bogor untuk menghadiri acara di tempatku bekerja. Setelah menghubungi pihak kampus akhirnya akupun di perkenankan mengikuti test susulan.
Hari demi haripun berlalu setelah lolos seleksi penerimaan, tibalah saatnya untuk mengikuti kegiatan OKK (Orientasi Kehidupan Kampus). Jika di kampus lain ada yang mengunakan istilah OPAK ataupun OSPEK. OKK di Uniba sendiri di laksanakan selama 4 hari. Namun aku yang berada di regular 3 hanya di wajibkan 2 hari yakni hari Sabtu dan Minggu. Karena di Pabrik tempatku bekerja hanya mendapat satu hari libur yakni hari Minggu, maka aku mengajukan cuti dan sebagai gantinya aku tidak jadi mudik ke kampung halaman saat Hari Raya Idul Adha. Padahal ini adalah ke 4 kalinya aku merayakan Idul Adha di tempat orang, terakhir kalinya aku merasakan Hari Raya beserta kerabat di kampung terjadi pada Tahun 2013. Saat itu juga aku sebagai ketua PHBI (Peringatan Haari Besar Islam) di desaku. Rasanya memimpin organisasi berbaur dengan masyarakat adalah kenangan yang tak terlupakan di tahun terakhirku. Saat itu juga demi kelancaran di puncak acara saya didaulat oleh sesepuh desa untuk berpuasa dari jam 3 pagi hingga jam 12 malam.
Sebelum mngikuti kegiatan OKK, kami para maba di di beri pengarahan seminggu sebelum kegiatan itu berlangsung. Perlengkapan tersebut meliputi Namtag, pin bros garuda dan merah putih, peci hitam, sepatu pantofel hitam dll.
Aku yang notabene orang baru di sini menggunakan aplikasi google map beserta beberapa info lokasi yang diberikan teman untuk mencari perlengkapan tersebut. Aku mungkin bisa lebih mudah untuk menyelesaikannya jika aku mencari bersama-sama dengan kelompok. Namun ternyata semua anggotaku di kelompok 18 tinggal ditempat yang jauh dari kostanku. Aku berada di kota yang berbeda.
Disela sela jam kerja yang masih padat aku berusaha secepat mungkin menyelesaikan melengkapi semua perlengkapan yang di butuhkan. Namun sayang semua tidak berjalan mulus, aku membeli karton name tag di tempat fotocopy disekitar daerah cigading. Setelah itu aku pergi ke arah Cilegon untuk membeli dasi pin dan peci sesuai petunjuk temanku. Namun took perlengkapan sudah tutup aku hanya mendapatkan peci hitam di penjual yang berada di sekitar Masjig Agung kota Cilegon.
Aku berhenti sejenak sambil menggores layar smartphone androidku untuk menunnggu balasan WA dari salah seorang kenalan yang tinggal di cilegon. Dia memberikan informasi untuk pergi ke toko bernama Virgo untuk melengkapi, saya segera seach keyword tersebut melalui aplikasi google map , namun disitu saya hanya mendapat bendera merah putih. Untuk pin garuda berhasil saya dapatkan di toko kecil di daerah Masjid Agung. Dan untuk dasi hitam aku dapatkan di pusat perbelanjaan Edy Toserba di daerah simpang kota Cilegon. Mungkin tujuan lain dari aku mencari semua itu adalah agar aku bisa lebih mengenal didaerah sini.
Hari OKK itu pun tiba, dari jam 2 aku terbangun untuk merpersiapkan semuanya sembari makan dan menunggu waktu shubuh. Jam 5 kurang aku berangkat menuju kampus. Dan sampai sekitar jam 6 kurang 10 menit. Jalanan yang sepi membuatku bisa leluasa tancap gas. Sampai disana kegiatan dimulai dengan lancer dan tertib, acara hari itu hanya dipenuhi dengan materi seperti wawasan kebangsaan. Tentang Penanggulangan Narkoba, dan banyak hal lain mengenai perbedaan system pendidikan di dunia perkuliahan yang sangat berbeda jauh dengan yang ada di tingkat Kuliah.
Aku kadang khawatir, padatnya jam kerjaku akan membuat kuliahku nanti menjadi begiu berantakan, namun aku masih mempercayai bahwasannya setiap masalah yang datang pasti akan ada solusi yang mengikutinya. Aku hanya berusaha mengikuti sang waktu dan terus mengendalikannya dengan memberikan semua yang terbaik di deti demi detik yang aku jalani di hidup ini. Dan satu lagi yang akan selalu aku pegang adalah niat dan kerja keras. Bukan hanya sampai wisuda kelak namun untuk selamanya.
Di hari kedua OKK adalah kegiatan jalan sehat dari Alun-alun kota Serang menuju kampus sekaligus soft lounching UNIBA (Universitas Bina Bangsa). Di hari kedua ini aku manfaatkan dengan betul untuk lebih mengenali budaya Banten, Watak dan juga gaya hidup penduduk Banten, khususnya di Kota Serang ini yang tentunya sangat berbeda denganku yang dari Jawa Tengah.
Pada hari itu juga aku pertama kalinya melihat sebuah kesenian bernama debus, sebuah ilmu kebal yang sampai saat ini aku belum tahu bagaimana cara melatih dan menyempurnakannya. Namun aku tak bisa menikmati bahkan badanku panas dingin karena itu terlalu ekstrim.
Setelah itu acara hiburan juga kembali di tampilkan kesenian-kesenian lain khas Banten satu persatu ditampilkan di panggung, aku harus lebih mengenali dan memahami sehingga apa yang aku dapat selama di Banten ada yang tersisa ketika kelak aku kembali ke Jawa Tengah ataupun mencari kota yang lain.
Kegiatan demi kegiatan OKK MABA 2017 pun akhirnya berlalu, di hari itu aku melihat suasanya yang sebelumnya tak pernah aku lihat, kota baru lingkungan baru danorang-orang baru namun ketika aku sampai kost yang tersisa hanya diriku sendiri. Aku seolah berada pada dua dunia yang bebeda.
Setelah OKK berakhir aku keembali ditugaskan untuk diminta ttd dan stample dari 10 organisasi yang ada di kampus. Sebagian besar kelompokku yang regular 1 bisa menyelesaikan karena memiliki banyak waktu di siang hari. Dan aku hanya memiliki waktu sedikit dan sekali lagi aku harus bergerak cepat, malam hari ketika hampir semua maba sudah tidak ada lagi yang meminta stample aku manfaatkan untuk menyelesaikan semuanya dengan sekejap. Aku melihat banyak sisi lain, ketika aku bertemu ketua-ketua yang ada di kampus. Begitu banyak hal yang aku ketahui juga wawasan-wawasan baru. Ketika selesai aku segera bergegas ke masjid kampus untuk melepas lelah dan merenung tentang hari-hari yang telah dan akan aku lalui. Dan masjid di kampus ini memberikan kenyamanan tersendiri untukku.
Ketika malam mulai larut satu demi satu orang meninggalkan kampus. Aku lupa bahwa sebenarnya aku juga tadinya berniat untuk mampir ke toko buku yang ada di Pakupatan. Namun ternyata sudah larut malam, jarak kampus ke kostan juga bukanlah jarak yang dekat. Akupun bergegas menuju tempat parkir kampus untuk mengambil motor untuk mencari makan di warteg pinggir jalan sembari pulang, meninggalkan kampus itu, meninggalkan kota Serang dan meninggalkan cerita di hari itu.
Minggu, 13 Agustus 2017
My Childhod Friend List
Masa kecil adalah masa yang paling menyenangkan. Namun entah kenapa dengan sendirinya kita mulai kehilangan sedikit demi sedikit ingatan kita ketika kita tumbuh semakin dewasa, ketika waktu demi waktu telah berlalu. Ini adalah blog pribadiku jadi apapun yang aku tulis terserah aku. tak ada maksud lain dari semua ini aku hanya sedikit menuliskan tentang masa kecilku, tentang daftar teman sekolah dasarku yang lulus pada tahun 2008. Mereka adalah teman-teman pertamaku di desa meskipun mungkin aku tak begitu akrab dengan beberapa diantara mereka aku tetap menulis ini meski dengan sedikit sekali informasi tentang mereka saat ini. karena 3 tahun sudah aku meninggalkan tempat pertama dan mungkin terakhir kalinya aku bertemu dan mengenal mereka.
Tanpa basa basi lagi cerita dimulai disini, di sebuah sekolah dasar bernama SD Negeri Pasir Wetan 1 dan 2. kedua sekolah tersebut besebelahan. tepat ketika aku kelas 4 SD. Ketika kepala sekolah SD 1 dipindah tugaskan ke sekolah lain. dan akhirnya pun sekolah di gabung tanpa ada satu ataupun angka dua lagi dibelakangnya. sebagai gantinya kelas dibagi menjadi 2 yakni kelas A dan kelas B.
kembali ke awal cerita. Pada awalnya aku adalah siswa lelaki yang tidak begitu dikenal dikelas, aku yang pendiam dan tak memiliki begitu banyak teman menjadi catatan awal. Namun rumah orang tuaku yang tepat berada di belakang sekolah menjadikan hal yang berbeda, aku sering berangkat sekolah ketika belum ada siapapun di sekolah, dan kadang juga aku berangkat saat aku mendengar bel masuk sekolah berbunyi yang begitu terdengar jelas dari rumah.
Saat itu juga aku memiliki dua orang sahabat yakni seorang siswa pindahan dari Jakarta bernama Vian, dan satunya adalah tetangganya bernama Adit. Aku tak tau awal kami biasa bersama, namun sebuah hal logis yang membenarkan adalah jarak rumah kita yang agak dekat. Bukan menyombongkon diri tapi pada kenyataan kami bertiga adalah murid laki-laki yang paling menonjol dalam hal akademik di sekolah. dari kelas 1 sampai kelas 6. hampir tak ada perubahan yang berarti, kami selalu berada pada pihak yang di unggulkan. sebelum sekolah di gabung kami bertiga sama-sama berasal dari SD 2.
Kaerna saya yang menulis jadi disini saya adalah tokoh utamanya. buat teman-teman dimanapun suatu saat jika tak sengaja membaca saya sebagai penuis meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila banyak tulisan yang kurang berkenan.
Tiga tahun lalu selepas aku menyelesaikan pendidikan di SMKN 2 Purwokerto pada pertengahan tahun 2014 aku meninggalkan desaku.tempat dimana aku bertemu mereka, selepas itu aku tak lagi mendengar kabar teman-temanku yang dulu lulus SD satu angkatan denganku. dari sekitar 50 siswa kebanyakan dari mereka masih menetap dan tanpaknya tetap menetap di desa tempat kami tinggal. hanya beberapa yang pindah ataupun merantau ke luar kota. dan dari beberapa yang meninggalkan desa aku lah yang terjauh. tempatku kini tinggal di ujung paling barat sebelum selat sunda tepatnya sebuah daerah pesisir pantai bernama Anyer.
kini aku telah menjadi karyawan tetap di salah satu perusahaan besar di kota tersebut, dan aku juga masih melanjutkan kuliah s1 di Universitas di kota tersebut. disini kadang aku teringat teman-temanku dahulu kenangan ketika bersama mereka semua di desa. dan inilah teman-temanku. lulusan SD negeri Pasir Wetan tahun 2008
1. Aditya Ika Permana Putra
Dia salah satu teman pertamaku, lulus SD kami melanjutkan ke SMP yang sama. dia menyukai sepak bola, saat kecil kami sering bermain sepak bola di halaman rumahnya. dan juga tanding Playstation sepakbola, teknik bermain PS kami hampir seimbang, tapi tetap saja dia lebih sering menang melawanku. dia kini bekerja di Pertamina, sebuah perusahaan minyak terbesar di Indonesia.
2. Andy Wibowo
Dia juga berasal dari SD dua sama denganku, seingatku setelah SD digabung kita tak pernah lagi sekelas, tapi aku cukup akrab dengannya dulu rumahnya adalah sebelah utara lapangan sepak bola di desa kami, saat sore main sepak bola aku sering mampir ke rumahnya karena disekitar rumahnya terhampar lahan persawahan yang begitu luas dan sejuk. setelah lulus SD kami tak pernah satu sekolah lagi. setahuku sekarang dia bekerja dan tetap tinggal di desa kami.
3.Annisa Dewinta Rama Dhani
Saat awal-awal SD kami sering bermain bersama, bemain kartu ataupun bertukar binder di rumahku ataupun di rumahnya. dia sangat pintar dan sering mendapat rengking 1 di kelas. aku sering bersamanya karena dia sering bersama Vian ataupun Adit. aku tak tahu karena orang tua mereka sudah begitu mengenal ataupun karena mereka saudara.yang aku ingat, aku pernah diantar ibunya pulang kerumah setelah kerja kelompok karena rumahnya yang jauh, meski sebenarnya aku bukan penakut. kini dia masih menyelesaikan kuliah di UNSOED dan memiliki sebuah band di kampusnya yang Gitarisnya ternyata adalah gitaris bandku ketika SMK.
4.Arianto
aku tak begitu mengenalnya,dia dari SD 1 dan kita tak pernah satu kelas. seingatku dia adalah siswa yang tinggi dan besar. Kitasatu angkatan ketika dia mengulang di kelas 5
5.Arif Khoerul Anwar
Dia adalah anak yang mudah tersenyum, dan juga subur. dia adalah siswa yang paling gemuk. tapi seiring jalannya waktu terdapat banyak pebedaan, menurutku dia adalah salah satu siswa yang berkembang. meskipun tak begitu mengenal di awal karena dia berasal dari SD 1. awalnya aku mengira dia anak yang biasa-biasa saja. dia seolah terus mengalami peningkatan. dia adalah satu-saunya murid yang masih satu skolah denganku dari SD hingga SMK. kami juga sama-sama menyelesaikan madrasah. Banyak waktu kita lewati selama 12 tahun. sama seperti Nisa dia juga masih di desa kami dan masih menyelesaiakan kuliah di UNSOED.
6.Desi Elisa Saraswati
Meskipun perempuan dulu dia lebih tinggi dan besar dariku. kalau tidak salah awalnya dia kakak kelasku. kami masih sempat satu SMP. tapi setelah lulus SMP. aku tak mendengar kabarnya lagi. beberapa bulan lalu baru ada kabar dia menikah. dan akhirnya angkatan kami mengadakan reuni sekaligus kondangan, dari foto aku lihat hampir semua teman-teman SDku datang. namun aku tak bisa datang karena aku kembali ke kampung hanya dalam waktu tertentu saja seperti hari raya idul fitri
7.Dita Halimatuz Zakiya
Dia adalah siswi perempuan paling besar di kelas, meskipun melanjutkan di SMP yang berbeda aku satu kelas dengannya di Madrasah. sekarang dia kuliah di UNY jurusan Teknik Informatika
8.Doni Kurniawan
Dia adalah siswa lelaki yang tinggi usianya jauh diatasku, dia dulunya kakak kelasku setelah lulus SD kami jarang bertemu. setahuku dia sekarang masih tinggal di desa kami
9.Erin Kurniati
Dia usianya lebih tua dariku, tapi tingginya lebih pendek dariku, kami masih satu lulusan juga di madrasah, dia sekarang bekerja dan tetap menetap di desa kami
10.Fajar Tri Anggoro
setelah lulus SD, Kami melanjutkan di SMP yang sama, aku tak begitu mengingatnya di SD, tapi di SMP dia cukup terkenal apalagi di kalangan wanita dia di juluki JAPRA alias jawara prapatan wkwk
11.Fatmah Fitria
Dia adalah teman masa kecilku, yang dulu mungkin aku selalu jumpai setiap hari, ketika pertama kalinya aku belajar mengaji di pondok yang dekat dari rumah kami. mungkin saat itu usia kami 4 atau 5 tahun. kami mengaji setiap malam dan kebetulan usia kami masih sebaya. kami sekolah di TK SD dan SMP yang sama. semenjak lulus SMP aku sudah jarang melihatnya. karena aku yang sudah jarang di lingkungan rumah juga. sekarang dia masih menetap dan kuliah di Unsoed.
12.Firdaus Ilhami
kami mulai mengnal sekitar kelas 4 atau 5 SD dia berasal dari SD 1. meskipun dia melanjutkan ke sekolah yang berbeda kami masih sering berkomunikasi. yang ku ingat dulu kami sering bertanding playstation dan skilnya masih di bawahku wkwk kita juga sering ermain ke sungai dan mencari ikan.
13.Iis Sugiarti
dia lebih tinggi dan usianya juga diatasku,dia dulunya kaka kelasku dia sering usil ketika aku tak mau memberinya jawaban saat test. setelah lulus SD aku tak begitu mendengar lagi kabarnya. sepetinya dia masih menetap di desa kami dulu.
14.Ikha Nurkhikmawati
Saat SD aku tak begitu mengenalnya,SMP kami pun berbeda. aku justru mengenalnya di pertengahan madrasah ketika kami mulai tumbuh remaja. meskipun nilai akademik sekolahnya tak sebanding nilainya di madrasah dia cukup rajin dan religius. Selain mila dan Novi dia adalah salah satu rivalku di Madrasah. kami masing-masing menjadi wakil ketua IPNU dan IPPNU pada masanya. sebuah organisasi remaja islam di kampung kami. tahun selanjutnya ketika aku lulus sekolah dan meninggalkan Jawa Tengah. serta menanggalkan jabatanku sebagai wakil ketu IPNU dia terpilih sebagai ketua IPPNU yang baru. dia kini telah menikah dan tetap menetap di desa kami.
15. Jacky Fatwa Lenggara
dia berasal dari SD 1. aku juga lebih mngenalnya ketika kami pernah duduk sebangku di madrasah. saat kecil yang kuingat dia sangat susah berkata R wkwk aku masih ingat ketika sebelum atau sesudah jam tambahan SD kami sering bermain bulutangkis. di gedung bulutangkis depan sekolah kami. saat SMP kita satu sekolah dan sering pulang bersama. kini dia Melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta.
16.Khotimah
Bersama Maya, Ika dan Erin mereka hampir selalu bersama dari SD hingga lulus madrasah, kamimasih satu SMP, dan kami juga menyelesaikan madrasah pada angkatan yang sama. dia sekarang masih menetap di desa kami.
17. Kholis
aku agak lupa nama lengkapnya, karena tak ada akun sosial medianya yang menggunakan nama asli. setelah lulus SD kami jarang bertemu, dia kini membuka usaha di desa kami.dia awalnya adalah kakak kelasku
18. Muhammad Aji Putranto
Meskipun rumah kami dekat, namun aku tak begitu akrab karena dulu kelas kami berbeda dan juga awalnya dia kakak kelasku di kelas satu. saat SD yang kuingat dia sangat kuat ketika bermain bola, dia sekarang melanjutkan kuliah di Unsoed. dan masih menetap di desa kami.
19. Muhammad Gampang
dia dari SD 1, yang kuingat dia adalah gelandang penghancur dalam sepakbola,permainannya keras tanpa kompromi bahkan sampai sekarang, dia tetap menetap di desa kami.
20.Maya Miryanti
Menurutku dia siswi yang pendiam dan cukup rajin, diantara teman-teman dekatnya ktika SD, aku mengenalnya ketika kami duduk satu bangku saat kelas 4 SD. Dia sangat takut ketika mendengar suara aneh yang ditimbulkan dari gesekan sebuah benda, terkadang aku kasihan kettika banyak teman yang menjailinya, kami tidak bertemu lagi setelah dia keluar di tsanawiyah, dia kii masih di desa.
21. Neti Aggraini
Seingatku dari SD dia adalah siswi yang tomboy dan kuat. selainnya aku agak lupa kami begitu akrab ketika di tsanawiyah. bersama sahabatnya dari kecil hingga sekarang (mila) kami sering ngobrol dan saling becanda, mereka berdua adalah 2 temen perempuan yang asik. 8 tahun di madrasah dan 3 tahun di tsanawiyah menjadi pengganti kisah yang kosong ketika SD. Sekarang dia masih menetap di desa kami.
22. Novi Tri Asih
Sama seperti Neti, kami akrab juga ketika di Tsanawiyah, dia cukup pintar dan juga termasuk rival yang sangat sulit untuk aku kalahkan ketika di bangku Madrasah dan tsanawiyah, sekarang dia melanjutkan Kuliah di IAIN Purwokerto
23.Hidayati Diana Pertiwi
Dia juga dari SD 2 setelah digabung justru tak pernah sekelas lagi, jadi tak banyak yang aku ingat. yang aku ingat ketika di madrasah dia duduk dibelakangku kalau tidak salah ketika kelas satu. dia sering memintaku untuk menuliskan tulisan arab dibuku catatannya setelah itu aku diberi jajan hahaha, karena dulu ketika aku selesai menulis catatan arab aku bingung mau ngapain nungguin temen yang lain tak kunjung selesai. dia sekarang masih kuliah di daerah kami.(UMP)
24. Nur Khikmah Fadilah
kalau meskipun tak pernah satu sekolahpun aku akan tetap mengenalinya, karena dia adalah kakakku. meskipun aku lebih tua dan lebih tinggi dia adalah anak pak dhe ku. bersama Imah yang juga teman dari kecilku, dari kecil kami ngaji bersama, belajar bersama. saat lulus SD kami juga didaftarkan ke SMP yang sama. sekarang dia melanjutkan kuliah di Unsoed.
25. Nur Faridah Riyandhani
DIa berasal dari desa sebelah, dia siswa baru ketika kelas 2 atau 3 entahlah aku tak bisa mengingatnya hehe, dia mempunyai fisik yang kurang karena jantungnya lemah. saat jam upacara ataupun olahraga dia tak pernah mengikuti. dia juga sering kambuh ketika pelajaran, setelah lulus SD aku tak pernah mendengar lagi kabarnya hingga sekarang.
26. Octavian Wismoro Jati
dia adalah teman laki-laki pertama di sekolah dasar, dia pindah daari Bekasi ketika awal kelas satu. karena rumah yang dekat dan juga siswa laki-laki terkecil di kelas mungkin membuat kami akrab. kami hampir selalu bermain bersama setiap hari. dia adalah anak lelaki terpandai di kelas. dia teman sebangku ketika aturan laki-laki dan perempuan duduk bersama tidak lagi berlaku. sudah begitu banyak hal asik, aneh, lucu kocak yang sering kita lewati saat kecil, main PS, latihan bola, madrasah, main ke kuburan, bikin rumah-rumahan di tengah kebun, ngabuburit muterin rel, bikin bledugan. segala macemlah gokil pokonya kalau ingat, tapi tak semuanya berdua tapi juga kadang dengan Adit dan Idos. dia sekrang kuliah di UNS jurusan Arsitektur
27.Pono Sutrisno
kakaknya Ruslan,dulunya dia adalah kakak kelasku kami sudah lama sekali tidak bertemu dia masih di desa kami
28. Hermanto
Siswa yang gemuk dan kuat,awalnya dia adalah kakak kelas. Posturnya sangat cocok jadi ketua genk wkwk dia juga pintar bola main volly, sekarang dia masih didesa kami
29. Rahmi Nur Fitriani
Saat SD dia pernah duduk sebangku denganku kalau tidak salah saat kelas 5. dia pintar juga teman dekat serta pesaing utama Nisa yang dulu rengking 1 dari SD dua. dia cukup asik. dia teman sebangku sekaligus rival di SD, tapi ii dalam hal lain, hampir tiap hari kami saling mengejek satu sama lain, engga di SD gak di madrasah, aku juga tak begitu ingat hal apa yg kami saling ejekan waktu itu meski itu hanya candaan aku akui aku lebih sering kalahn bukan karena tinggi badannya yang dulu lebih tinggi, tapi karena perempuan selalu menang. hahaha aku juga gak tau kenapa dulu seperti itu. mungkin sekarang tinggi badanku lebih tinggi dari dia haha sekarang dia kuliah di UNY.
30. Rakhmi Safriana
dia adalah yang terpintar dai SD 1 dan nyaris tanpa saingan yang berasal dari SD 1. ketika lulusan SDpun dia menjadi yang terbaik unggul tipis dari Fitri, Mila, Nisa, dan Vian. dia adalah cewe yang tomboy juga keren, selain jago pelajaran dia juga jago volly yang unik sampai sekarang aku gak pernah melihatnya pakai rok selain di sekolah dan madrasah, haha dia sekarang kuliah di IAIN Purwokerto
31. Ruslan
Dulu kita sering bermain bersama meskipun rumah kita jauh, aku sering memboncengnya menggunakan sepedaku yang ia kendarai. Banyak waktu lagi yang pernah kami lewati seperti bermain di sungai tebing ataupun daerah yang asik lainnya namun sayang aku tidak lagi begitu mengingatnya.
32. Dina Isnaini Sabaniah
Sepertinya kami tidak pernah satu kelas, karena dia dulunya kakak kelasku. tapi cukup mengenal
33. Halimah
Dia dulunya adalah kakak kelasku, kami satu angkatan ketika dia mengulang entah di kelas 4 atau 5. saat kelas 6 dia duduk di depanku sebangku dengan Dita
34.Daryono
Siswa paling senior satu angkatan, kami satu angkatan ketika dia mengulang di kelas 3. dia adalah atlet sekolah, dia beberapa kali mengantarkan sekolah kami juara Bola Voli hingga tingkat kabupaten.
35.Ali Imron
Dulunya dia adalah kakak kelasku, dia tidak begitu populer. sampai sekarang juga sosmednya tidak pernah di ketahui
36.Sabani Setiawan
Dia adalah drummerku dulu ketika masih aktif main band di desa, menurutku dia memiliki jiwa seni yang tinggi
37. Tri Wibowo
Dia adalah ketua kelomok saat pesta siaga kelas 4 SD di Tamansari, dia adalah pemimpin upacara di SD. sekarang dia kuliah di UMP.
38.Alwi Maulana Rosyid
Ketika perpisahan SD dia sempat mampir ke rumahku, sampai sekarang ketika aku kembali ke desa, kami sering kumpul lagi bersama
39.Tikno Cahyadi
kami tak begitu mengenal, meskipun nama panggilan kami mirip, kami mempunyai jalan kehidupan yang sangat jauh berbeda
40. Waluyo
Dia awalnya adalah kakak kelasku, kami satu angkatan karena dia mengulang di kelas 4 atau 5. sampai sekarang ketika aku kembali kami masih sering berkumpul. dia adalah 1 dari 3 santri laki-laki yang menyelesaikan Tsanawiyah di angkatanku. sekarang dia menjadi staff security di RS Geriyatri,
41. Widi Prasetyo
Dia dulunya adalah kakak kelasku, yang aku ingat kemampuan tangan dan kaki kirinya adalah yang terhebat di sekolah
42.Wahdah Nur Miladiyah
Aku lupa sejak kapan kami mulai akrab, saat SD sepertinya tak begitu mengenal, dia dari SD 2 tapi karena aku adalah absen terakhir di kelas A. dia tidak satu kelas denganku. tapi di madrasah absennya selalu setelahku sampai lulus. dia adalah partner ketika ujian kelulusan di tsanawiyah. dia kini kuliah di IAIN Purwkerto jurusan bahasa arab.
43. Wahyu Triono
Awalnya dia adalah kakak kelasku, saat SD dia adalah atlet volly ketika lulus. dia beralih ke music, kemampuan gitarnya adalah yang terbaik menurutku dari semua teman satu angkatan
44.Sukma Maharani Arum Tyas
Dia berasal dari SD sebelah, meskipun masih satu SMP aku tak begitu mengingatnya, dulu dia adalah siswi perempuan paling kecil, namun sekarang sudah terlalu banyak perubahan. kalau tidak salah sekarang dia kuliah di UMP
45. M. Faiq Syaoqi
Dia awalnya adalah kakak kelasku, sama seperti waluyo dia adalah satu dari 3 santri Laki-laki yang berhasil menyelesaikan Tsanawiyah
46.Tasmiyati
Seingatku dulu ia selalu berambut pendek ketika di pertengahan SD,dia adalah adi dari teman kakaku.
Antara lelah ngetik ataupun lupa terlalu banyak yang di ceritakan. Perlu di ketahui, banyaknya teman satu angkatan yang dulunya kakak kelas adalah aturan yang begitu ketat di sekolah. hampir setiap tahunnya ketika kenaikan kelas. banyak siswa yang tidak naik kelas dan mengulang. tidak hanya satu kali bahkan bisa sampai dua ataupun tiga kali. tapi dari situlah untuk mengukur sebagaimana kita semua bisa bertahan. sedih juga kadang dengan teman yang dulunya satu kelas kini tak lagi satu angkatan karena harus mengulang. namun tahun demi tahun berlalu dan sepertinya hal ini mulai hilang, entah karena SDM yang mulai seimbang dan kualitas siswa yang merata. atau jumlah siswa yang relatif lebih sedikit membuat kenyataan bahwa banyanya siswa yang mengulang adalah hal yang sangat jarang kita temui di massa ini.
Selasa, 04 Juli 2017
Dalam Diam, Tentang Miimpi
Diam adalah cara menjelaskan ketika apa yang kita lakukan tidaklah berguna. Diam bukanlah sebuah keputusasaan. Sementara hidup tak selamanya kita yang menentukan. Bisa jadi itulah salah satu cara untuk tidak memperburuk keadaan ketika semua yang kita lakukan hanya dinilai salah. Kadang banyak orang betindak bodoh ataupun melakukan sesuatu yang mencolok hanya karena teriakan hati mereka. Mereka ingin di perhatikan, mereka ingin di anggap ada.
Tapi tidak denganku, aku merasa tidaklah begitu penting untuk dikenal orang lain. Terserah mereka, aku tidak peduli. Aku tak butuh semua itu, yang aku butuhkan aku hanya selalu berusaha untuk bersikap baik kepada orang lain, apapun penilaian mereka kepadaku adalah kehendak mereka.
Aku pernah merasa takut kehilangan seeorang, tapi aku akan lebih takut jika aku kehilangan kendali diriku sendiri. Sementara kesendirian adalah ketenangan.
Sejak kecil aku selalu memimpikan untuk menjadi pesepakbola profesional, alasanku begitu menyukai sepakbola adalah agar kelak bisa mengharumkan nama bangsa sepertihalnya hampir semua anak yang baru lahir dan didoakan oleh orang-orang agar menjadi anak yang sholeh dan berguna bagi nusa dan bangsa. Selain itu sepakbola juga mengajarkan hal- hal seperti perjuangan hingga titik darah penghabisan, mental, sportifitas, kerjasama loyalitas, dan banyak hal lainnya.
Tapi sebenarnya selain sepak bola aku mempunyai kegemaran lain yakni musik. Aku tak tahu dari siapa aku menyukai musik. Seingatku aku mulai suka musik ketika aku dilatih vocal untuk mengikuti lomba demi lomba paduan suara di sekolah dasar. Tapi karena suatu hal aku tak memprioritaskan itu.
Saat SD aku selalu mengumpulkan uang sakuku pada sebuah kaleng dibawah tempat tidurku. Uang itu terus aku kumpulkan untuk membeli seragam dan sepatu bola untuk seleksi masuk SSB demi mewujudkan mimpiku menjadi pesepakbola profesional tanpa sedikitpun membebankan kedua orang tuaku. Dengan perjuangan dan kerja keras akhirnya aku lolos masuk salah satu SSB terbaik di Kabupaten Banyumas. Untuk meningkatkan skil aku selalu melatih kedua kakiku dan aku juga terbiasa berlatih atau bertanding dengan orang-orang yang berusia diatasku.
Waktu terus berjalan kedua orang tuaku mulai mengerti keseharianku dan ternyata mereka sangat mendukung mimpiku menjadi pesepakbola.
Ketika mulai duduk di bangku SMP aku akhirnya masuk tim utama di SSB tempatku berlatih. Pengalaman yang tak pernah ku lupakan adalah ketika aku mengikuti pertandingan di beberapa daerah di Jawa Tengah. Disitulah aku mendapat banyak pengalaman berharga juga teman-teman baru.
Saat SMP juga aku mulai sering mengikuti pertandingan tarkam di desaku baik di level senior maupun junior. Awalnya aku minder ketika aku ikut brtanding di tim senior, pasti diluar sana banyak yang membully ketika sedikit saja aku melakukan kesalahan. Tapi pelatih selalu memotivasiku untuk selalu berusaha dan berusaha memberikan yang terbaik.
Namun jalan kehidupan tak selamanya lurus, kadang berkelok, menanjak ataupun menrun. Dan tak pernah aku sangka aku jatuh dan terjerembab. Selepas hanya membawa kelasku juara 2 di sekolah. Disuatu pagi yang memilukan disebuah pertandingan tarkam , pertahanan lawan begitu rapat dan tensi permainan bgitu tinggi keras menjurus kasar. Di lini tengah aku masih mengkeeping bola untuk menjaga tempo dan ritme permaian. Hingga tanpa aku sadar sebuah tackle 2 kaki mendarat pada kaki kanan bagian luarku.
Secepat kilat cahaya samar seolah datang membawa hawa dingin ditengah panasnya pertandingan, aku jatuh dan berusaha bangkit namun kaki kananku tidak bisa digerakan, dengan keraguan aku mencoba melihat apa yang terjadi dengan kaki kananku dan… ya sedikit bengkok di bagian sendi. Dan air mata sedikit demi sedikit tak sengaja keluar dari mataku. Aku menutup mataku dengan kaos dan yang aku ingat saat itu aku benar-benar tidak bisa bediri dan di tandu keluar lapangan.
Dan yang aku tahu setelah itu hampir sekitar 8 bulan aku tidak bermain sepak bola karena kakiku yang tak kunjung sembuh. Dan yang terjadi setelah itu aku tidak masuk tim sepakbola SMPku. Dan dicoret dari skuad SSBku yang di proyeksikan untuk mengikuti kompetisi level junior. Untuk focus penyembuhan dan UASBN tingkat SMP yang sudah dekat aku keluar dari SSB. Rencanaku setelah sembuh aku akan di bawa teman ayahku untuk meneruskan SMA di Purwakarta dan bergabung dengan tim Pelita Jaya Junior (sekarang Arema FC) menyusul beberapa pemain asal Banyumas yang di bawa teman ayahku dan akhirnya lolos masuk tim utama.
Namun setelah itu nasib baik seolah menjauhiku permainanku menurun drastis, aku tak pernah benar-benar sembuh . ketakutan akan cidera lama itu masih terbayang-bayang. Aku tidak jadi berangkat ke Jawa Barat. Aku sempat kembali merumput dalam beberapa pertandingan futsal antar desa. Tapi memang tak bisa di paksakan lagi, aku bekali-kali tidak bisa menyelesaikan pertandingan karena kaki kananku bermasalah. Bahkan sudah tak bisa ku ingat berapa kali aku di tandu keluar lapangan.
Kini sepak bola ataupun futsal hanyalah kenangan aku gagal mewujudkan mimpiku, meskipun usiaku masih sangat belia, aku merasa telah jauh tertinggal. Meski sampai sekarang aku masih bermain futsal hanya sekedar menjaga kebugaran, terkadang cedera itu tetap kembali datang. Meski semenjak SMK aku lebih melatih kaki kiriku.
Mungkin kejadian yang aku alami karna aku yang terlalu memaksakan fisik dan keadaanku, hingga aku melupakan apa yang akan terjadi adalah konsekuensiku yang terlalu berani mengambil resiko atas keputusanku yang salah ketika seharusnya aku belum boleh bermain namun tetap bermain hingga kini tak lagi bisa bermain. Kadang aku ingin menangis tapi aku lelaki, andai waktu bisa diulang kembali ke masa keemasaan itu, hanya penyesalan yang ada kini.
Sudah berakhir ya, sepertinya..
Disela-sela menghabiskan waktu penyembuhan cedera yakni saat kelas 3 SMP, aku diajak beberapa temanku untuk bermain music band. Aku memang suka menyanyi namun aku tak begitu lihai memainkan musik. Aku merasa tidak berbakat. Meski begitu semenjak SMP aku kadang juga berlatih gitar hanya iseng aja ketika kecapaian main bola.
Dari iseng itulah aku mencoba iseng bikin lagu, dan akhirnya aku ketagihan beberapa lagu akhirnya tercipta atas motivasi teman-temanku. Tiap hari sabtu sepulang sekolah di SMP N 4 Purwokerto aku selalu pergi ke rental music untuk berlatih bersama teman-teman kelasku. Untuk pemula menurutku cukup baik meski kami tak pernah sekalipun manggung hingga hari kelulusan datang.
Tetapi hobby baruku ini sangat di tentang kedua orang tuaku, entah alasan apa mereka tidak pernah mendukung , apalagi ibuku. aku selalu di marahi habis-habisan oleh ibuku kalau aku ketahuan ngeband. Tapi tetap saja aku selalu pergi diam-diam untuk ngeband demi teman-teman yang menungguku.
Aku rasa band tidak pernah bertentangan dengan nilai agama karena aku ngeband juga hanya iseng ngilangin jenuh saja.
Hari demi hari berganti, lagu demi lagu aku ciptakan. Band smpku telah berakhir. Dan akhirnya aku menemukan band yang sesungguhnya. Meski hanya masih dalam diam-diam, aku membentuk sebuah band yang awalnya beraliran reegae dengan teman kelasku X TITL 3 SMK N 2 Purwokerto. Awalnya kami hanya iseng aja dan tidak ada maksud apa-apa, tapi pemilik studio dimana kami berlatih (Kelvin Studio Music) selalu menyarankan kami untuk tampil pada suatu acara. Bapak pemilik yang begitu baik ini juga kemudian memberikan sebuah nama untuk band kami yakni GRASSHOPPER.
Setelah itu aku dengan band yang iseng ini akhirnya tampil pada acara-acara kegiatan sekolah ataupun pentas seni di kota kami meski tidak membawakan lagu ciptaan sendiri. Hal yang sama sekali tak pernah aku rencanakan sebelumnya. Bahkan untuk memimpikannya pun aku tidak pernah. Tapi suatu saat aku pernah berangan mungkin tidak aku menyanyikan lagu ciptaanku sendiri didepan banyak orang.
Menjelang akhir kelas 12 yang menjadi masa-masa akhir SMK tak pernah ku pikirkan sebelumnya juga aku sempat bermain akustik di café-café di kotaku. Hanyauntuk penghibur semesta hingga akhirnya ketika aku meninggalkan kota Purwokerto aku bisa membawakan lagu ciptaanku sendiri didepan banyak orang tepatnya di sebuah acara music mahakarya Indonesia di sekitar area pelabuhan merak banten, meski kalau ketahuan ortu juga kayaknya masih dimarahin, dan aku mencoba menjalaninya dalam diam.
Kamis, 11 Mei 2017
Mungkin Saja Senyumu Hanya Sementara Kawan - MY LIFE JOURNEY IN BANTEN PROVINCE Part 5
Apakah selamanya akan seperti ini moral bangsa ini? Apakah tak adalagi cara untuk bersyukur? Sesungguhnya kehidupan didunia ini diciptakan sama sekali bukan untuk bersenang-senang. Beberapa hari yang lalu adalah hari kelulusan bagi siswa tingkat SLTA sederajat di Indonesia. Hampir semua kota di Indonesia setiap bagiannya dihiasi oleh perilaku anarkis calon-calon yang katanya telah lulus dari bangku SLTA itu, atau justru calon-calon pengangguran di tahun 2017? Wkwk semoga saja tidak, demi Negara Indonesia yang tercinta ini semakin maju dan berkembang kedepannya? Aamiinin aja kawan.
Hal seperti konvoi corat-coret melanggar lalu lintas seolah telah menjadi adat istiadat di negeri ini, parahnya yang berperilaku demikian justru sebagian besar dari mereka yang baru saja akan menjajaki kehidupan yang sesungguhnya selepas lulus dari SLTA.
Hari itu sepulang kerja di daerah kawasan industry di kota Cilegon, aku yang berboncengan motor dengan seorang kawanku yang berasal dari Jakarta Utara sedang menikmati teriknya udara sore kota Cilegon yang tetap begitu panas dalam perjalanan pulang menuju tempat kost kami. Di tengah perjalan kami melihat sekelompok pelajar dengan baju penuh dengan pilok dengan mengendarai motor yang sangat tidak standard dan menurutku modifan yang begitu buruk tanpak menggeber gas motornya disebelah kami. Aku hanya tesenyum, sembari melanjutkan perjalanan temanku sedikit bercerita kepadaku dengan logat khas Jakartanya.
“Dulu jaman gua sekolah, kaya gitu mah udah ga jaman. Ya emang pas awal STM kami tiap minggu bisa tawuran, tapi kami sadar pas lulus baju-baju kami kumpulin terus dibagi-bagiin ke panti asuhan”.
Deg, sesaat pikiranku terbesit kembali akan sedikit kisah dimasa lalu. Tentang sesuatu membosankan yang telah terjadi tiga tahun yang lalu. Ya tepat sekali tahun 2014 hal itu terjadi di sebuah kota yang masih aku ingat betul namanya, kota Purwokerto.
Sekitar tiga tahun lalu aku menyelesaikan pendidikanku di salah satu SMK Negeri di Purwokerto, Jawa Tengah. Meskipun tidak pernah menjadi yang terbaik di sekolah ataupun kelas aku bersyukur karena aku lulus dan mendapat nilai UN yang cukup baik. Dan ketika hari itu tiba, hari dimana semua siswa kelas XII seantero Indonesia atau mungkin diseluruhbelahan dunia merayakan dengan begitu hebohnya, merayakan dengan begitu berlebihan. Mungkin mereka merasa lulus adalah kebahagiaan yang seutuhnya.
Namun tidak denganku, aku tahu nilai tak seberapa apalagi dengan sebuah kesuksesan dan kebahagiaan idup, jelas tidak ada jaminannya. Dan aku mengerti hal-hal berat dan tak pernah kusangka mungkin akan terjadi dalam hidupku kedepan, dan akan sangat membuang waktu bagiku jika hari ini aku hanya menghabiskan waktu untuk berfoya-foya konvoi ataupun corat-coret baju sekolah yang begitu saya banggakan, itu sangat membosankan dan sangat sangat sangat tidak berguna bagiku.
Siang itu pengumunan kelulusan telah berakhir sebagian siswa bersiap untuk melampiaskan kebahagiaan mereka dan sebagian langsung pulang kerumah, Begitupun beberapa teman-temanku mereka telah mempersiapkan dengan baik agenda konvoi yang sangat merugikan itu.
Namun aku memilih untuk sedikit meluangkan waktu disudut sekolah ketika sekolah sudah mulai sepi. Aku merenung sambil memikirkan apa yang aku harus lakukan kedepan. Aku pandangi halaman sekitar sekolahku juga kenangan yang masih terekam jelas di benakku, aku tau ini pepisahan. Tentang Lab Komputer, Ruangan Praktek, Bengkel, Masjid hingga Perpustakaan sekolah, mereka seakan mulai menucapkan selamat tinggal satu per satu kepadaku tanpa bisa aku cegah. Hanya keheningan, Sepi dan seorang diri, aku masih menatap tajam langit-langit dari halaman sekolahku dengan curah cahaya yang mulai berkurang, pertanda senja terus berlalu bersama jalannya sang waktu.
Dan memang benar seperti yang sedang aku pikirkan tiga tahun lalu saat sore hari di hari kelulusan, selain hari-hari dimana aku meninggalkkan sekolah ternyata saat itu juga hari-hari terakhirku meninggalkan kota Purwokerto yang sangat aku cintai, meninggalkan tempat-tempat yang biasa aku lewati dan mengukirkan kisah indah tiap bagiannya, juga sahabat, teman-teman yang tak terasa kini hampir tiga tahun telah aku tinggalkan.
Suara bising menghentikan lamuanku saat itu, Terdengar suara motor-motor dan terikan-teriakan kegembiraan aku rasa mungkin itu berasal dari jalanan sekitar sekolahku yang memang terletak di pusat kota. Apakah mereka punya SIM apakah mereka mematuhi lalu lintas dan yang simple saja apakah mereka memakai helm? Aku rasa tidak. Apakah itu bukan perbuatan yang tercela? Pikir sendiri!!!!
Tapi bagaimana lagi mereka sudah terlanjur terlalu bahagia. Nilai yang tinggi rajin dan cerdas disekolahpun bukan jaminan seseorang mendapat kesuksesan selepas lulus sekolah. Bahkan yang sudah di terima di Universitas ternamapun akan tercoreng ketika mereka tertangkap polisi di hari kelulusan haha malu-maluin saja dan lebih parah lagi jika mereka……. ?? lanjutin sendiri ya pasti kalian sudah pada maksud kan tanpa aku kasih to the point nya.
Jika yang juara dikelas juga tak menjamin masa depan apalagi mereka yang tak bermoral mengganggu lalu lintas dengan konvoinya, corat coret gak jelas. Tuhan maha adil kok guys.. Mungkin pikiran mereka tidak sampai pada ajaran religi bahwa hidup ini sementara dan begitu singkat.
Semua yang kalian lakukan itu memang ahak kalian, apapun yang mau kalian lakukan terserah, bukan urusanku juga. Aku hanya berpesan kawan jangan jadikan hari tutup tahun kelulusan juga sekaligus hari tutup usia,bertingkahlah sewajarnya sayangi nyawa kalian kawan, Ingat orang tua yang telah berjuang mati-matian untuk membesarkan dan menyekolahkanmu, terkecuali dengan mereka yang terbiasa sendiri.
Tak perlu disebutkan sudah berapa banyak kasus meninggal karena konvoi di Indonesia? Sudah terlalu banyak. Apa mereka tak pernah sadar betapa banyak anak-anak diluar sana yang tak sempat mengennyam pendidikan, atau mereka yang berjalan melewati sungai melewati hutan, perjuangan mereka hanya untuk mendapatkan sebuah ilmu, betapa bangganya mereka, betapa perjuangannya mereka demi mendapatkan seragam yang kalian coret-coret itu.
Berkacalah kawan kalian punya hati, cobalah berfikir positif, jika kalian berfikir, ini milik kalian, ini hidup kalian, berarti sama saja kalian tak memiliki tuhan, Karena sesungguhnya segalanya hanya milik Allah SWT. Ingatlah kawan hidup hanya satu kali jangan pernah kalian sia-siakan, hidup ini juga begitu singkat janganlah sampai terhanyut oleh gejolak dunia yang mungkin bisa membawa kalian pada hal yang mudharat. Isilah waktu yang singkat ini dengan hal-hal yang positif saling membantu memberi dan tolong-menolong pada sesama.
Hidup saling bergandengan, rukun hingga kita semua kembali kepada sebuah tempat yang terbaik
disisiNya. Aamiin aamiin ya rabbal alamiin.
Hal seperti konvoi corat-coret melanggar lalu lintas seolah telah menjadi adat istiadat di negeri ini, parahnya yang berperilaku demikian justru sebagian besar dari mereka yang baru saja akan menjajaki kehidupan yang sesungguhnya selepas lulus dari SLTA.
Hari itu sepulang kerja di daerah kawasan industry di kota Cilegon, aku yang berboncengan motor dengan seorang kawanku yang berasal dari Jakarta Utara sedang menikmati teriknya udara sore kota Cilegon yang tetap begitu panas dalam perjalanan pulang menuju tempat kost kami. Di tengah perjalan kami melihat sekelompok pelajar dengan baju penuh dengan pilok dengan mengendarai motor yang sangat tidak standard dan menurutku modifan yang begitu buruk tanpak menggeber gas motornya disebelah kami. Aku hanya tesenyum, sembari melanjutkan perjalanan temanku sedikit bercerita kepadaku dengan logat khas Jakartanya.
“Dulu jaman gua sekolah, kaya gitu mah udah ga jaman. Ya emang pas awal STM kami tiap minggu bisa tawuran, tapi kami sadar pas lulus baju-baju kami kumpulin terus dibagi-bagiin ke panti asuhan”.
Deg, sesaat pikiranku terbesit kembali akan sedikit kisah dimasa lalu. Tentang sesuatu membosankan yang telah terjadi tiga tahun yang lalu. Ya tepat sekali tahun 2014 hal itu terjadi di sebuah kota yang masih aku ingat betul namanya, kota Purwokerto.
Sekitar tiga tahun lalu aku menyelesaikan pendidikanku di salah satu SMK Negeri di Purwokerto, Jawa Tengah. Meskipun tidak pernah menjadi yang terbaik di sekolah ataupun kelas aku bersyukur karena aku lulus dan mendapat nilai UN yang cukup baik. Dan ketika hari itu tiba, hari dimana semua siswa kelas XII seantero Indonesia atau mungkin diseluruhbelahan dunia merayakan dengan begitu hebohnya, merayakan dengan begitu berlebihan. Mungkin mereka merasa lulus adalah kebahagiaan yang seutuhnya.
Namun tidak denganku, aku tahu nilai tak seberapa apalagi dengan sebuah kesuksesan dan kebahagiaan idup, jelas tidak ada jaminannya. Dan aku mengerti hal-hal berat dan tak pernah kusangka mungkin akan terjadi dalam hidupku kedepan, dan akan sangat membuang waktu bagiku jika hari ini aku hanya menghabiskan waktu untuk berfoya-foya konvoi ataupun corat-coret baju sekolah yang begitu saya banggakan, itu sangat membosankan dan sangat sangat sangat tidak berguna bagiku.
Siang itu pengumunan kelulusan telah berakhir sebagian siswa bersiap untuk melampiaskan kebahagiaan mereka dan sebagian langsung pulang kerumah, Begitupun beberapa teman-temanku mereka telah mempersiapkan dengan baik agenda konvoi yang sangat merugikan itu.
Namun aku memilih untuk sedikit meluangkan waktu disudut sekolah ketika sekolah sudah mulai sepi. Aku merenung sambil memikirkan apa yang aku harus lakukan kedepan. Aku pandangi halaman sekitar sekolahku juga kenangan yang masih terekam jelas di benakku, aku tau ini pepisahan. Tentang Lab Komputer, Ruangan Praktek, Bengkel, Masjid hingga Perpustakaan sekolah, mereka seakan mulai menucapkan selamat tinggal satu per satu kepadaku tanpa bisa aku cegah. Hanya keheningan, Sepi dan seorang diri, aku masih menatap tajam langit-langit dari halaman sekolahku dengan curah cahaya yang mulai berkurang, pertanda senja terus berlalu bersama jalannya sang waktu.
Dan memang benar seperti yang sedang aku pikirkan tiga tahun lalu saat sore hari di hari kelulusan, selain hari-hari dimana aku meninggalkkan sekolah ternyata saat itu juga hari-hari terakhirku meninggalkan kota Purwokerto yang sangat aku cintai, meninggalkan tempat-tempat yang biasa aku lewati dan mengukirkan kisah indah tiap bagiannya, juga sahabat, teman-teman yang tak terasa kini hampir tiga tahun telah aku tinggalkan.
Suara bising menghentikan lamuanku saat itu, Terdengar suara motor-motor dan terikan-teriakan kegembiraan aku rasa mungkin itu berasal dari jalanan sekitar sekolahku yang memang terletak di pusat kota. Apakah mereka punya SIM apakah mereka mematuhi lalu lintas dan yang simple saja apakah mereka memakai helm? Aku rasa tidak. Apakah itu bukan perbuatan yang tercela? Pikir sendiri!!!!
Tapi bagaimana lagi mereka sudah terlanjur terlalu bahagia. Nilai yang tinggi rajin dan cerdas disekolahpun bukan jaminan seseorang mendapat kesuksesan selepas lulus sekolah. Bahkan yang sudah di terima di Universitas ternamapun akan tercoreng ketika mereka tertangkap polisi di hari kelulusan haha malu-maluin saja dan lebih parah lagi jika mereka……. ?? lanjutin sendiri ya pasti kalian sudah pada maksud kan tanpa aku kasih to the point nya.
Jika yang juara dikelas juga tak menjamin masa depan apalagi mereka yang tak bermoral mengganggu lalu lintas dengan konvoinya, corat coret gak jelas. Tuhan maha adil kok guys.. Mungkin pikiran mereka tidak sampai pada ajaran religi bahwa hidup ini sementara dan begitu singkat.
Semua yang kalian lakukan itu memang ahak kalian, apapun yang mau kalian lakukan terserah, bukan urusanku juga. Aku hanya berpesan kawan jangan jadikan hari tutup tahun kelulusan juga sekaligus hari tutup usia,bertingkahlah sewajarnya sayangi nyawa kalian kawan, Ingat orang tua yang telah berjuang mati-matian untuk membesarkan dan menyekolahkanmu, terkecuali dengan mereka yang terbiasa sendiri.
Tak perlu disebutkan sudah berapa banyak kasus meninggal karena konvoi di Indonesia? Sudah terlalu banyak. Apa mereka tak pernah sadar betapa banyak anak-anak diluar sana yang tak sempat mengennyam pendidikan, atau mereka yang berjalan melewati sungai melewati hutan, perjuangan mereka hanya untuk mendapatkan sebuah ilmu, betapa bangganya mereka, betapa perjuangannya mereka demi mendapatkan seragam yang kalian coret-coret itu.
Berkacalah kawan kalian punya hati, cobalah berfikir positif, jika kalian berfikir, ini milik kalian, ini hidup kalian, berarti sama saja kalian tak memiliki tuhan, Karena sesungguhnya segalanya hanya milik Allah SWT. Ingatlah kawan hidup hanya satu kali jangan pernah kalian sia-siakan, hidup ini juga begitu singkat janganlah sampai terhanyut oleh gejolak dunia yang mungkin bisa membawa kalian pada hal yang mudharat. Isilah waktu yang singkat ini dengan hal-hal yang positif saling membantu memberi dan tolong-menolong pada sesama.
Hidup saling bergandengan, rukun hingga kita semua kembali kepada sebuah tempat yang terbaik
disisiNya. Aamiin aamiin ya rabbal alamiin.
Sabtu, 29 April 2017
Bagaimanapun Kebenaran Harus Diperjuangkan Sampai Akhir Hayat
Aku pernah mendengar ungkapan semakin tinggi pohon
tumbuh maka semakin besar pula badai yang akan menempanya. Hidup adalah sebuah
ujian dimana kemewahan adalah tantangan, serba kekurangan adalah cobaan.
Aku tak lagi memikirkan hal beserta sesuatu lain yang mungkin tak begitu penting untuk aku pikirkan. Terkadang percuma saja kita berusaha membuat apa yang ada disekitar kita lebih baik sementara orang lain menganggap kita terlalu rendah.
Karena di jaman yang serba maju ini menjadi polos dan terlalu patuh pada aturan adalah boomerang atau bullyan oleh orang-orang yang mungkin tidak bisa mengupgrade dirinya mengikuti segala perkembangan jaman yang ada.
Aku tak lagi memikirkan hal beserta sesuatu lain yang mungkin tak begitu penting untuk aku pikirkan. Terkadang percuma saja kita berusaha membuat apa yang ada disekitar kita lebih baik sementara orang lain menganggap kita terlalu rendah.
Karena di jaman yang serba maju ini menjadi polos dan terlalu patuh pada aturan adalah boomerang atau bullyan oleh orang-orang yang mungkin tidak bisa mengupgrade dirinya mengikuti segala perkembangan jaman yang ada.
Dan yang aku lihat saat ini justru orang-orang
seperti itulah yang menjadi mayoritas pada setiap golongan ataupun instansi
baik formal ataupun nonformal. Kebenaran kalah pada kemunafikan, kejujuran
kalah pada kedengkian dan kesewenang-wenangan. Bukti nyata sudah tergambar
bagaimana yang kuat akan menghancurkan yang lemah meski tak selamanya yang kuat
itu berada pada pihak yang salah tapi bagaimanapun memenangkan diri sendiri
tanpa memikirkan tentang apa yang akan terjadi adalah pengecut.
Mungkin pembaca dimanapun anda berada mungkin
kebanyakan tidak setuju tentang apa yang aku tulis kali ini. Dan aku juga
mengerti karena disaat seperti ini sangat mustahil setiap hal kecil akan
merubah menjadi hal yang besar. Sementara rasa nyaman untuk berbuat baik pun
kini menjadi rasa tertekan dengan tekanan yang dalam.

Jadi pada intinya seperti ini. Kebebasan berpendapat dan hak asasi manusia sama sekali belum berjalan sepenuhnya di Negara Demokrasi ini, kebanyakan mereka hanya memilih hidup subur seolah mengikuti arah angin dan ritme kemana mereka akan mati.
Sebagai pemuda terlalu kritis justru menjadi beban
bagi mereka, sehingga terkadang mereka memilih hidup damai dan tenang dan…………….
Miris.
Melihat kesengsaraan ada disekitar mereka. Dan aku tidak seperti itu, aku tidak idealis, aku bukan orang pintar dengan wawasan yang jauh. Bukan juga mahasiswa juga karyawan yang sering melakukan gerakan. Tidak aku sama sekali tidak seperti itu. Karena yang aku tahu yang benar tetaplah benar dan harus selamanya diperjuangkan kebenarannya.
Melihat kesengsaraan ada disekitar mereka. Dan aku tidak seperti itu, aku tidak idealis, aku bukan orang pintar dengan wawasan yang jauh. Bukan juga mahasiswa juga karyawan yang sering melakukan gerakan. Tidak aku sama sekali tidak seperti itu. Karena yang aku tahu yang benar tetaplah benar dan harus selamanya diperjuangkan kebenarannya.
Minggu, 05 Februari 2017
Yang Datang Lalu Pergi
"Jika cinta hanyalah permainan maka aku adalah pemain
yang hebat." Seperti novel terkini yang baru aku baca.beberapa saat lalu yang berjudul Ego Centris
karya Novanka Raja yang tak kusangka memiliki tanggal lahir yang sama denganku
yakni 13 November dan kebetulan juga kami lahir dari sebuah kota yang masih
serumpun yakni rumpun ngapak. Jika aku lahir di Purwokerto beliau lahir di
Tegal, Jawa Tengah.
“Seperti sendu dalam gelap, seberapa kokoh perahu
relung hatiku mungkin bisa bertahan.seperti malam tak lagi merindukan rembulan.
Kenapa badai itu tak pernah berakhir,jika kemarin angin yang membinasakan
mungkin kini hujan yang lebat yang melenyapkan perahu relung hatiku yang
terdalam. Kapan badai akan berlalu? Allah SWT pasti tahu dan aku akan
istirahat.”
Itulah status facebook yang barusan aku posting
beberapa saat yang lalu ketika hati pikiran dan logikaku tak lagi menyatu. Sebenarnya
sudah lama aku ingin menutup akun facebookku untuk mengakhiri semua tapi entah
pikiran kacau yang membuatku seperti ini. Aku sudah malas menyembunyikan kesedihanku
dengan mengilusikan sebuah quotes puitis di entah semua social media. Percuma semua
tak pernah menyelesaiakan apapun bahkan justru kadang hanya memperburuk keadaan
saja.
Aku bukan penghianat tapi entah aku selalu saja
membohongi diriku sendiri. Sampai kapan aku harus pura-pura tersenyum menbohongi
diriku sendiri. Entah berapakali aku harus dikalahkan oleh hal seperti ini,
yakni takdir dan kesempatan. Sekali lagi aku bukan pecundang, meski harus aku
akui aku telah menyianyiakan semua kesempatan itu segala hal dan kenyamanan yang
telah dia beikan.
Iya, Dia juga dia.
Antara yang dekat dan yang jauh antara yang jauh dan
yang dekat dan aku berada tepat di antaranya.
Beberapa bulan saatku mulai menjalani hidup di kota
Cilegon ada seorang perempuan yang cukup memberikan sebuah rasa penasaran yang
hebat untukku. Aku mengenalnya hanya dari sebuh dunia yang sama sekali tidak
nyata yakni social media, seperti hubungan kami yang juga berakhir di social media.
Setia hari kami berbalas chat dengan chat manja yang
membahagiakan sepertihalnya para remaja pada umumnya. Mulai dari blackberry messenger,
Line ataupun Whatts Up. Hampir setiap hari kami meluangkan waktu untuk bertukar
keluh kesah setiap hari juga leluconnya yang selalu menghiburku. Dan kadang
juga perselisihan terjadi diantara kami meski akhirnya kita selalu tersenyum
dan menertawakan kembali.
Dan lebaran kemarin aku menghadiahkan sebuah boneka
untuknya ketika aku akan kembali ke Kota Purwokerto dan berfikir bahwa kita tak
sempat bertemu, namun takdir masih memberi kesempatan saat aku masih mendapat
kontrak kerja disisni dan SBMPTNku di UNPAD dan UNSOED tidak tembus, aku agak
kecewa. Namun dia datang kembali menghiburku meski tetap juga belum bertemu
meski aku telah kembali ke kota Cilegon. Hingga berjalannya waktu aku mulai
terarik dengan dia yang selalu ada untukku.

Tapi jangan penah menyesal saat aku benar-benar menghilang
karna kau bahkan benar-benar tak memberikanku kesempatan.
Dear you, ok. Good bye.
Merak, 7 Januari 2017
Hari itu aku sangat lelah juga bosan, aku kembali
menggulir layar smartphoneku untuk mengamati setiap pemberitahuan yang muncul
di aplikasi blackberry messengerku dan akhirnya kudapati notifikasi akunnya
yang telah aktif kembali setelah sekian lama offline dan menghilang dari dunia
maya juga dunia nyataku. Ia dia yang mungkin masih menungguku jauh di
Purwokerto sana atau mungkin dia yang mencoba melupakanku ;)
Dan akupun mulai percakapan, dan dia masih menjawab
dengan gaya bahasa yang hampir sama seperti saat pertama kali kami berkenalan.

Malam itu aku sedikit bernostalgia tentang harapan
yang pernah kami coba untuk wujudkan dimasa lalu. Namun seiring terbenturnya
sang waktu, ia yang jarang muncul di social media dan padatnya jam kerjaku
hingga tak sempat untuk kembali ke Purwokerto. Membuat rentang yang mungkin
jauh diantara kami. Dan sebelum ada perasaan aneh yang kacau yang mungkin bisa
saja muncul di pikiranku aku mulai bertanya tentang kehidupannya kini. Ia pun akhirnya
mengaku bahwa ia telah memiliki seorang kekasih. seorang lelaki yang
dicintainnya tanpa sedikitpun sulit untuk ditemui seseorang yang juga tinggal
Purwokerto. Kota kampung halamanku juga dirinya. Dan menurutku juga mungkin keputusan yang
benar untuk seorang wanita yang baik sepertinya daripada harus menunggu
seseoang yang jauh disana tanpa pernah ia tahu sekarang ada dimana.
Karena yang dibutuhkan seorang wanita adalah orang
yang selalu ada selalu memberikan kenyamanan disisinya sehingga ia bisa bahagia
seutuhnya.


Pic 1 : Tugu Simpang Tiga Kota Cilegon
Pic 2 : Jl Gatoet Soebroto Purwokerto
Pic 3 n 4 : Pelabuhan Merak, Banten
Langganan:
Postingan (Atom)