"Jika cinta hanyalah permainan maka aku adalah pemain
yang hebat." Seperti novel terkini yang baru aku baca.beberapa saat lalu yang berjudul Ego Centris
karya Novanka Raja yang tak kusangka memiliki tanggal lahir yang sama denganku
yakni 13 November dan kebetulan juga kami lahir dari sebuah kota yang masih
serumpun yakni rumpun ngapak. Jika aku lahir di Purwokerto beliau lahir di
Tegal, Jawa Tengah.
“Seperti sendu dalam gelap, seberapa kokoh perahu
relung hatiku mungkin bisa bertahan.seperti malam tak lagi merindukan rembulan.
Kenapa badai itu tak pernah berakhir,jika kemarin angin yang membinasakan
mungkin kini hujan yang lebat yang melenyapkan perahu relung hatiku yang
terdalam. Kapan badai akan berlalu? Allah SWT pasti tahu dan aku akan
istirahat.”
Itulah status facebook yang barusan aku posting
beberapa saat yang lalu ketika hati pikiran dan logikaku tak lagi menyatu. Sebenarnya
sudah lama aku ingin menutup akun facebookku untuk mengakhiri semua tapi entah
pikiran kacau yang membuatku seperti ini. Aku sudah malas menyembunyikan kesedihanku
dengan mengilusikan sebuah quotes puitis di entah semua social media. Percuma semua
tak pernah menyelesaiakan apapun bahkan justru kadang hanya memperburuk keadaan
saja.
Aku bukan penghianat tapi entah aku selalu saja
membohongi diriku sendiri. Sampai kapan aku harus pura-pura tersenyum menbohongi
diriku sendiri. Entah berapakali aku harus dikalahkan oleh hal seperti ini,
yakni takdir dan kesempatan. Sekali lagi aku bukan pecundang, meski harus aku
akui aku telah menyianyiakan semua kesempatan itu segala hal dan kenyamanan yang
telah dia beikan.
Iya, Dia juga dia.
Antara yang dekat dan yang jauh antara yang jauh dan
yang dekat dan aku berada tepat di antaranya.
Beberapa bulan saatku mulai menjalani hidup di kota
Cilegon ada seorang perempuan yang cukup memberikan sebuah rasa penasaran yang
hebat untukku. Aku mengenalnya hanya dari sebuh dunia yang sama sekali tidak
nyata yakni social media, seperti hubungan kami yang juga berakhir di social media.
Setia hari kami berbalas chat dengan chat manja yang
membahagiakan sepertihalnya para remaja pada umumnya. Mulai dari blackberry messenger,
Line ataupun Whatts Up. Hampir setiap hari kami meluangkan waktu untuk bertukar
keluh kesah setiap hari juga leluconnya yang selalu menghiburku. Dan kadang
juga perselisihan terjadi diantara kami meski akhirnya kita selalu tersenyum
dan menertawakan kembali.
Dan lebaran kemarin aku menghadiahkan sebuah boneka
untuknya ketika aku akan kembali ke Kota Purwokerto dan berfikir bahwa kita tak
sempat bertemu, namun takdir masih memberi kesempatan saat aku masih mendapat
kontrak kerja disisni dan SBMPTNku di UNPAD dan UNSOED tidak tembus, aku agak
kecewa. Namun dia datang kembali menghiburku meski tetap juga belum bertemu
meski aku telah kembali ke kota Cilegon. Hingga berjalannya waktu aku mulai
terarik dengan dia yang selalu ada untukku.
Namun aku yang hanya sebagai
pendatang dan entah sampai kapan mungkin hanya sesaat aku menumpang di kotanya,
kota Cilegon membuat keragu-raguan pada dirinya. Juga diriku. Entah aku mulai
penasaran ingin mengenal lebih dekat dirinya namun seolah dia selalu membatasi
ruang gerakku. Disaat aku mulai tertarik dengan dirinya namun dia justru
memilih lelaki lain yang telah dikenalnya lebih dekat dan tentunya lebih nyata
dariku. Kenapa aku tak pernah diberi kesempatan untuk sedikt saja lebih denkat
denganmu? Sehingga aku bisa sedikit menjadi lebih nyata dihidupu. Tapi ah
sudahlah itu keputusanmu memilihnya yang telah benar-benar kau kenal yang masih
satu rumpun dan satu suku denganmu. Aku? Semua kebahagiaan lawakan dan
tertawaan itu, sudahlah lupakan saja. Aku tak ingin memperkeruh karna sudah
jelas kau memilih orang lain, aku mundur perlahan.
Tapi jangan penah menyesal saat aku benar-benar menghilang
karna kau bahkan benar-benar tak memberikanku kesempatan.
Dear you, ok. Good bye.
Merak, 7 Januari 2017
Hari itu aku sangat lelah juga bosan, aku kembali
menggulir layar smartphoneku untuk mengamati setiap pemberitahuan yang muncul
di aplikasi blackberry messengerku dan akhirnya kudapati notifikasi akunnya
yang telah aktif kembali setelah sekian lama offline dan menghilang dari dunia
maya juga dunia nyataku. Ia dia yang mungkin masih menungguku jauh di
Purwokerto sana atau mungkin dia yang mencoba melupakanku ;)
Dan akupun mulai percakapan, dan dia masih menjawab
dengan gaya bahasa yang hampir sama seperti saat pertama kali kami berkenalan.
Dari situ aku berfikir mungkin aku bisa mengenalnya
lagi. Awalnya aku tak begitu berfikir lebih tentang dirinya karena dirinya yang
muncul dan menghilang dari hidupku namun aku pernah menjanjikan suatu hal
kepadanya dan mungkin benar aku harus tepati. Namun tidak, sekarang aku berada
diposisi yang salah jika aku menepati janji itu meskipun dia sudah menganggaku
kakaknya sendiri.
Malam itu aku sedikit bernostalgia tentang harapan
yang pernah kami coba untuk wujudkan dimasa lalu. Namun seiring terbenturnya
sang waktu, ia yang jarang muncul di social media dan padatnya jam kerjaku
hingga tak sempat untuk kembali ke Purwokerto. Membuat rentang yang mungkin
jauh diantara kami. Dan sebelum ada perasaan aneh yang kacau yang mungkin bisa
saja muncul di pikiranku aku mulai bertanya tentang kehidupannya kini. Ia pun akhirnya
mengaku bahwa ia telah memiliki seorang kekasih. seorang lelaki yang
dicintainnya tanpa sedikitpun sulit untuk ditemui seseorang yang juga tinggal
Purwokerto. Kota kampung halamanku juga dirinya. Dan menurutku juga mungkin keputusan yang
benar untuk seorang wanita yang baik sepertinya daripada harus menunggu
seseoang yang jauh disana tanpa pernah ia tahu sekarang ada dimana.
Karena yang dibutuhkan seorang wanita adalah orang
yang selalu ada selalu memberikan kenyamanan disisinya sehingga ia bisa bahagia
seutuhnya.

Malam itu aku meninggalkan Merak, kapal kapal
berlayar mulai terlihat menjauh lampu-lampu dermaga pun telihat begitu indah
aku pacu motor berplat R yang aku kendarai dari Merak Menuju Anyer
menembus sedikit kemacetan yang ada di kota Cilegon. Akhirnya akupun berlalu,
menutup cerita hari itu, menutup cerita tentangnya, menutup cerita tentangku di
hidupnya.
Pic 1 : Tugu Simpang Tiga Kota Cilegon
Pic 2 : Jl Gatoet Soebroto Purwokerto
Pic 3 n 4 : Pelabuhan Merak, Banten
Tidak ada komentar:
Posting Komentar