Kehidupan

Cara menghasilkan uang dari blog

Minggu, 05 Februari 2017

Yang Datang Lalu Pergi



"Jika cinta hanyalah permainan maka aku adalah pemain yang hebat." Seperti novel terkini yang baru aku baca.beberapa saat lalu yang berjudul Ego Centris karya Novanka Raja yang tak kusangka memiliki tanggal lahir yang sama denganku yakni 13 November dan kebetulan juga kami lahir dari sebuah kota yang masih serumpun yakni rumpun ngapak. Jika aku lahir di Purwokerto beliau lahir di Tegal, Jawa Tengah.

“Seperti sendu dalam gelap, seberapa kokoh perahu relung hatiku mungkin bisa bertahan.seperti malam tak lagi merindukan rembulan. Kenapa badai itu tak pernah berakhir,jika kemarin angin yang membinasakan mungkin kini hujan yang lebat yang melenyapkan perahu relung hatiku yang terdalam. Kapan badai akan berlalu? Allah SWT pasti tahu dan aku akan istirahat.”

Itulah status facebook yang barusan aku posting beberapa saat yang lalu ketika hati pikiran dan logikaku tak lagi menyatu. Sebenarnya sudah lama aku ingin menutup akun facebookku untuk mengakhiri semua tapi entah pikiran kacau yang membuatku seperti ini. Aku sudah malas menyembunyikan kesedihanku dengan mengilusikan sebuah quotes puitis di entah semua social media. Percuma semua tak pernah menyelesaiakan apapun bahkan justru kadang hanya memperburuk keadaan saja. 

Aku bukan penghianat tapi entah aku selalu saja membohongi diriku sendiri. Sampai kapan aku harus pura-pura tersenyum menbohongi diriku sendiri. Entah berapakali aku harus dikalahkan oleh hal seperti ini, yakni takdir dan kesempatan. Sekali lagi aku bukan pecundang, meski harus aku akui aku telah menyianyiakan semua kesempatan itu segala hal dan kenyamanan yang telah dia beikan.
Iya, Dia juga dia. 

Antara yang dekat dan yang jauh antara yang jauh dan yang dekat dan aku berada tepat di antaranya.
Beberapa bulan saatku mulai menjalani hidup di kota Cilegon ada seorang perempuan yang cukup memberikan sebuah rasa penasaran yang hebat untukku. Aku mengenalnya hanya dari sebuh dunia yang sama sekali tidak nyata yakni social media, seperti hubungan kami yang juga berakhir di social media. 

Setia hari kami berbalas chat dengan chat manja yang membahagiakan sepertihalnya para remaja pada umumnya. Mulai dari blackberry messenger, Line ataupun Whatts Up. Hampir setiap hari kami meluangkan waktu untuk bertukar keluh kesah setiap hari juga leluconnya yang selalu menghiburku. Dan kadang juga perselisihan terjadi diantara kami meski akhirnya kita selalu tersenyum dan menertawakan kembali. 

Dan lebaran kemarin aku menghadiahkan sebuah boneka untuknya ketika aku akan kembali ke Kota Purwokerto dan berfikir bahwa kita tak sempat bertemu, namun takdir masih memberi kesempatan saat aku masih mendapat kontrak kerja disisni dan SBMPTNku di UNPAD dan UNSOED tidak tembus, aku agak kecewa. Namun dia datang kembali menghiburku meski tetap juga belum bertemu meski aku telah kembali ke kota Cilegon. Hingga berjalannya waktu aku mulai terarik dengan dia yang selalu ada untukku. 

Namun aku yang hanya sebagai pendatang dan entah sampai kapan mungkin hanya sesaat aku menumpang di kotanya, kota Cilegon membuat keragu-raguan pada dirinya. Juga diriku. Entah aku mulai penasaran ingin mengenal lebih dekat dirinya namun seolah dia selalu membatasi ruang gerakku. Disaat aku mulai tertarik dengan dirinya namun dia justru memilih lelaki lain yang telah dikenalnya lebih dekat dan tentunya lebih nyata dariku. Kenapa aku tak pernah diberi kesempatan untuk sedikt saja lebih denkat denganmu? Sehingga aku bisa sedikit menjadi lebih nyata dihidupu. Tapi ah sudahlah itu keputusanmu memilihnya yang telah benar-benar kau kenal yang masih satu rumpun dan satu suku denganmu. Aku? Semua kebahagiaan lawakan dan tertawaan itu, sudahlah lupakan saja. Aku tak ingin memperkeruh karna sudah jelas kau memilih orang lain, aku mundur perlahan. 

Tapi jangan penah menyesal saat aku benar-benar menghilang karna kau bahkan benar-benar tak memberikanku kesempatan.

Dear you, ok. Good bye.

Merak, 7 Januari 2017

Hari itu aku sangat lelah juga bosan, aku kembali menggulir layar smartphoneku untuk mengamati setiap pemberitahuan yang muncul di aplikasi blackberry messengerku dan akhirnya kudapati notifikasi akunnya yang telah aktif kembali setelah sekian lama offline dan menghilang dari dunia maya juga dunia nyataku. Ia dia yang mungkin masih menungguku jauh di Purwokerto sana atau mungkin dia yang mencoba melupakanku ;)

Dan akupun mulai percakapan, dan dia masih menjawab dengan gaya bahasa yang hampir sama seperti saat pertama kali kami berkenalan.
Dari situ aku berfikir mungkin aku bisa mengenalnya lagi. Awalnya aku tak begitu berfikir lebih tentang dirinya karena dirinya yang muncul dan menghilang dari hidupku namun aku pernah menjanjikan suatu hal kepadanya dan mungkin benar aku harus tepati. Namun tidak, sekarang aku berada diposisi yang salah jika aku menepati janji itu meskipun dia sudah menganggaku kakaknya sendiri.

Malam itu aku sedikit bernostalgia tentang harapan yang pernah kami coba untuk wujudkan dimasa lalu. Namun seiring terbenturnya sang waktu, ia yang jarang muncul di social media dan padatnya jam kerjaku hingga tak sempat untuk kembali ke Purwokerto. Membuat rentang yang mungkin jauh diantara kami. Dan sebelum ada perasaan aneh yang kacau yang mungkin bisa saja muncul di pikiranku aku mulai bertanya tentang kehidupannya kini. Ia pun akhirnya mengaku bahwa ia telah memiliki seorang kekasih. seorang lelaki yang dicintainnya tanpa sedikitpun sulit untuk ditemui seseorang yang juga tinggal Purwokerto. Kota kampung halamanku juga dirinya.  Dan menurutku juga mungkin keputusan yang benar untuk seorang wanita yang baik sepertinya daripada harus menunggu seseoang yang jauh disana tanpa pernah ia tahu sekarang ada dimana.
Karena yang dibutuhkan seorang wanita adalah orang yang selalu ada selalu memberikan kenyamanan disisinya sehingga ia bisa bahagia seutuhnya. 





Malam itu aku meninggalkan Merak, kapal kapal berlayar mulai terlihat menjauh lampu-lampu dermaga pun telihat begitu indah aku pacu motor berplat R yang aku kendarai dari Merak Menuju Anyer menembus sedikit kemacetan yang ada di kota Cilegon. Akhirnya akupun berlalu, menutup cerita hari itu, menutup cerita tentangnya, menutup cerita tentangku di hidupnya. 


Pic 1 : Tugu Simpang Tiga Kota Cilegon
Pic 2 : Jl Gatoet Soebroto Purwokerto
Pic 3 n 4 : Pelabuhan Merak, Banten