Kehidupan

Cara menghasilkan uang dari blog

Minggu, 17 Februari 2019

Daily 131 Mimpi atau Pertanda

Daily 130 Tsunami Anyer 22 Desember 2018

Daily 129 Berkabung

Daily 128 Catatan Harian Seorang Dosen

Daily 127 Arus Mudik 2018

Daily 126 Mungkin Sejarah Akan Mengenang Kami Di Uniba

Daily 125 Cika Cikarang Cika Cikampek Cika Cikande Serang

Daily 124 Reguler 4

Daily 123 Setetes Embun Perjalanan Yang Kelam

Daily 122 Terminal Seruni

Daily 121 Pantai Sambolo Punya Cerita

Daily 120 Aku Ingin Pindah Ke Meikarta

Daily 119 Upaya Bunuh Diri Di Tol Merak Jakarta

Daily 118 Masa Awal Perkuliahan

Daily 117 OKK MABA 2017

Daily 116 Ketika Hidup Tak Selamanya Membosankan

Daily 115 Satu Persatu Mulai Pergi (My Life Journey In Banten Province)

Daily 114 Si Penunggu Cigading

Daily 113 Pandeglang

Daily 112 Kembali Ke Banten

Daily 111 Perjalanan Yang Sunyi (KA Krakatau Pagi 17 Agustus 2016)

Daily 110 Peristiwa di Halte Pasar Senen - ITC Cempaka Mas

Daily 109 Menara Siger Simbol Provinsi Lampung

Daily 108 Terkena Razia Di Bakauheni

Daily 107 SBMPTN Itu Telah Berlalu

Daily 106 Bogor

Daily 105 Untukmu Paman

Daily 104 Jak Cloth 2016 Gelora Bung Karno

Daily 103 Kawasan Industri Dan Kehidupan Di Era Revolusi Industri

Daily 102 Sampai Jumpa Lagi Anyer, Tetap Indah ya

Daily 101 Bukit Pantai Karang Bolong

Daily 100 Bundaran HI di Malam Hari

Daily 99 Si Cantik Yang Tak Tersentuh

Daily 98 Kehidupan Di Perantauan

Daily 97 Kehidupan Pesisir Pantai

Daily 96 Langit Merah Kota Cilegon

Daily 95 Purwojaya Lebaran 28 Juli 2015

Daily 94 Selamat Tinggal Purwokerto

Daily 93 Idul Fitri Terindah

Daily 92 Kambuh

Daily 91 Semua Telah Berbeda

Pantai Ayah Dan Goa Jatijajar

Daily 90 Petikan Nada Di Kemah Bakti Part 2

Daily 89 Bukan Tentang Seberapa Lama Kita Tinggal, Tapi Seberapa Banyak Pelajaran Yang Kita Dapat

Daily 88 Resign

Daily 87 Jakarta Pagi ini

Daily 86 Sepanjang Tol Jatiwarna Hingga Blok M

Daily 85 Menuju Bekasi

Daily 84 Kenang-Kenangan Terakhir Di Kebun Teh

Daily 83 Memuhasabah Diri Berserah Kepada Allah

Daily 82 Sepi Sunyi Dan Terpuruk

Daily 81 Hari Kelulusan

Daily 80 Bimbek AHM

Daily 79 Seleksi Pertama, Hingga Malam Namun Gagal Ke Kalimantan

Daily 78 Putih Abu-Abu Yang Berbeda

Dailly 77 Masa-Masa Akhir SMK

Daily 76 Klenyet FC

Daily 75 Classmate Skada

Daily 74 Perpustakaan

Daily 73 Kelvin Studio Music

Daily 72 Calon Ketua Rohis Yang Di Black List

Daily 71 Realita Santri Dan Rock N Roll

Daily 70 Laqosta Cafe Dan Senar Yang Putus

Daily 69 Lagu Perpisahan "Sore Yang Indah"

Daily 68 Hujan Turun Lagi Membasahi Lukaku Lagi

Daily 67 LKS Dan Porprov 2013

Daily 66 Akan Jadi Satu Tahun Terakhir Yang Singkat (Kunjungan Industri)

Daily 65 Selamat Ramadhan

Daily 64 PHBI 2013

Daily 63 Tentang Aku Dan Hujan


Minggu, 4 Desember 2016. Tak seperti  biasanya hari itu Cilegon hujan deras dan begitu deras setidaknya hingga angin dari hujan itu hampir menerbangkan jemuran di depan kontrakanku yang aku jemur semalam. Aku merasa ini hal yang aneh karena jika biasanya aku selalu mengeluh dengan cuaca kota Cilegon yang selalu panas panas dan panas setiap hari. Sementara hujan besar setiap hari tak kunjung henti di tempat orang tuaku di Purwokerto ketika aku menghabiskan waktu untuk menelpon mereka.

Selama hampir dua tahun aku tinggal di Cilegon aku sama sekali belum pernah membeli payung ataupun jas hujan karena yang terjadi biasanya hujan hanya akan turun sesaat dan rintikannya pun tak kunjung deras.

Padahal hujan menyimpan begitu banyak kenangan di masa kecilku, dari bermain bola bermain lumpur di sawah, bermain di sungai, hingga bermain perahu kertas yang telah aku tulis dengan tulisan harapan lalu aku jatuhkan dari jendela kamarku hingga berlalu pergi terbawa arus dan menghilang untuk selamanya sepertihalnya kenangan ini yang tak mungkin terulang lagi meski kadang aku lakukannya hanya seorang diri.

Itu yang sering aku lalui kala aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat aku mulai menjalani masa SMP aku lebih banyak menghabiskan waktu dirumah kala hujan, untuk sekedar bermain Play Station bermain gitar, kecuali disaatku harus berangkat ke lapangan di desaku untuk berlatih ataupun bertanding sepak bola antar kampung, walau badai hujan lebatpun pasti akan aku terjang. Paling-paling yang tersisa dari hari itu hanya omelan ibuku, tapi aku tak peduli ini akan menjadi kenaganku kelak, lagi pula malamnya aku tak mungkin bolos Madrasah hanya karena alasan hujan karena sesungghnya aku menyukai hujan.

Hal berbeda mungkin terjadi di putih abu-abu, ya berbeda namun masih sama tentang hujan. Hujan menahanku pada ketidakpastian, meninggalkan kenangan kala menunggu seseorang diperkampungan yang mencekam di sela lampu-lampu pedesaan yang padam karena pemadaman, hujan yang tak kunjung reda dan tentang seseorang yang kini tiada telah menghilang tanpa jejak, persahabatan yang hanya angan hari-hari lalu yang berlalu tanpa memberi dampak apapun pada jalannya kehidupan, terutama dalam kehidupanku.

RAIN, RANI, NIA.

Rani Nia dan hujan, kata yang berasal dari huruf yang mungkin bisa saling melengkapi, nama singkat yang saling behubungan. Tapi tidak untuk hubungan cinta segitiga seperti dalam film-film telenofela ataupun melodrama. Tidak, tidak sama sekali. Sementara aku hanya kamuflase diantara mereka.

Atau mereka yang hanya kamuflase dalam hidupku? 

Tapi hujan sepertinya tidak pernah berkhianat, meski kesejukan itu dan aroma itu hanya sesaat. Kalau hujan membuat aku ataupun kamu nyaman. Kenapa kamu tidak kecewa padahal kamu tahu dia bakalan pergi? Aku bukan hujan yang pantas kalian rindukan, 

Saat itu aku baru menjalani kehidupan awalku di putih abu-abu, hari berlalu begitu membosankan hingga aku mencoba membuka mata, dan sampailah aku pada hubungan rumit diantara mereka. Semua seolah tak pernah beres.

Aku mulai mengenal Rani dari pertemuan tak sengaja di rumah temanku, saat itu kami hanya diam bahkan tak saling sapa. Saat itu kotaku sedang hujan lebat. Rani adalah tetangga dari teman kelasku, malam itu aku diajak temanku untuk bertemu dengan teman-teman di kampungnya termasuk perempuan itu, Rani.

Aku tahu aku hanya orang asing, dan aku selalu memposisikan diriku untuk bisa bersikap sebagaimana mestinya, karena memang aku bukan bagian dari mereka, meskipun kehangatan dan keceriaan mereka begitu terasa ketika aku berada diantara mereka. Mereka sebagian besar bersekolah di SMK N 1 Purwokerto yang letaknya tidak begitu jauh dari sekolahku di SMK N 2 Purwokerto. 

Dari pertemuan singkat itu, aku berteman dengan Rani, hampir tiada henti tiap hari kami berbalas sms, hingga akupun sering untuk ke rumahnya. Aku selalu pergi diam-diam kerumahnya tanpa sepengetahuan teman yang lain karena aku rasa akan berdampak tidak baik. Hingga suatu malam aku mendapat pesan singkat dari Rani untuk pergi kerumahnya, berbeda dengan lingkungan rumahku yang ramai di pinggiran kota rumah Rani terletak di perkampungan yang dalam, aku berhasil sampai depan pintu rumahnya sebelum hujan begitu deras mengguyur dan lampu perkampungan yang padam, aku mengetuk pintu rumahnya namun hanya suasana hening yang aku dapati. Aku menelponnya namun tidak aktif, satu jam dua jam waktu berlalu hujan tetap deras sementara listrik tak kunjung menyala.

Sekitar pukul 10 malam aku pergi dengan kekecewaan, aku kaget ketika berpapasan dengan Lia sahabat dekat Rani, namun aku tak peduli dan segera aku gas motorku dengan cepat menembus hujan deras dan lampu padam sepanjang perkampungan. 

Berkali kali Lia menanyakan tentang perasaanku kepada Rani yang sesungguhnya, namun aku hanya diam, aku tak tahu.

Sementara Nia adalah teman sekelas Rani. Dia mengenalku dari nomer handphoneku yang Rani berikan, Rani memberikan nomerku kepadanya karena dia adalah teman baiknya. Hingga hari demi hari semakin tak beres, Rani selalu mengait-ngaitkan diriku dengan Nia, sementara Nia selalu mengutuk dirinya sendiri sebagai penghancur hubunganku dengan Rani. Hubungan? Hubungan apa? 

Aku semakin tak mengerti dengan mereka. Dan pertemanan dan hari indah itu berakhir begitu saja. Nia akhirnya menghilang bersama hujan, menghilang bersama kesedihan, dia selalu merasa kehadirannya hanya merusak hidupku, ya hingga kini dia menghilang.

Sementara Rani? Entahlah semua terlupa termakan waktu, 3 tahun sudah tak adalagi kontak diantara kami, apalagi setelah aku memutuskan untuk pindah ke Banten, yang aku tahu dia kini menjalani Kuliah disalah satu Universitas di kotaku dulu, Kota Purwokerto.

Tak peduli seberalama terbentur waktu, mungkin aku hanyalah sebatas hujan datang sesaat dan berlalu begitu saja. Yang selalu membawa aroma kedukaan, dan mungkin juga kini dia telah benar-benar lupa tentang diriku namun aku tak pernah melupakannya setidaknya tulisan ini yang akan selalu mengingatkan bahwa pernah ada kisah tentang hujan tentang seseorang yang nyata dalam hidupku, tapi kalau hujan yang bikin bolos sekolah, gausah kamu ingat- ingat yah haha kan cuman kamu yang bolos.

Bagiku hujan adalah bekah yang Allah ciptakan, untuk menyejukan alam bumi ini dan seisinya, memberikan rasa nyaman bagi mereka yang benar-benar bisa manghayatinya. Aku tak peduli hujan membuatku sakit karena air mataku tak pernah terlihat kala hujan, darah di kepalaku ketika pertandingan antar kampung sore itupun hilang karena hujan, setelah skian lama menghilang kini aku lalui hari hariku lagi dikota baruku ini bersama hujan, meski hanya seorang diri dan sendiri lagi. Tapi bukankah ini seperti masa kecilku ketika aku selalu menjatuhkan perahu kertas harapan dari jendela? Hujan juga kadang tentang kerinduan, aku rindu Ayah Ibuku yang selalu memarahiku kala hujan, hampir dua tahun berlalu dan tidak ada kalian? Aku harap ayah dan ibu selalu tersenyum, aku sudah ga bandel lagi, disini aku sudah ga pernah hujan-hujanan lagi, karena aku tahu penyakitku akan bertambah parah.

Dan untuk semua yang pergi dan berlalu bersama hujan, itu semua adalah takdir tuhan yang Allah ciptakan agar tidak membosankan? Tapi kenapa selalu berakhir dengan kesedihan? Ya agar tidak membosankan.

Harapnku aku berharap kelak aku masih mempunyai umur untuk melewati hujan bersama seseorang, jika tidak, setidaknya aku ingin seseorang tersenyum karena hujan tanpa ada lagi kesepian dan kesedihan didalamnya.

Daily 62 Fase Kehidupan Yang Sesungguhnya

Masa Prakerin

Daily 61 Negeri Santri

Daily 60 Harlah Cup

Daily 59 Satnite Story

acara malem minggu

Daily 58 Belajar, Berjuang Dan Bertaqwa

tentang ipnu

Daily 57 Cerita Tentang Band Grasshopper

Daily 56 Perempatan Kebondalem-Roda Mas

Daily 55 Pengukuhan

Daily 54 Masa SMK

Daily 53 Kehidupan Di Madrasah Setelah Itu

Daily 52 Tutup Tahun Terindah

Daily 51 Problematika Masa Remaja

Daily 50 Kemah Bakti Juga Ajang Reparasi

Daily 49 Reuni Perdana

Di Jambret

Daily 48 Berakhir

tentang cidera parah, kambuh dan keluar ssb

Daily 47 Yang Datang Dan Yang Pergi

Daily 46 Perpisahan Termanis

Daily 45 Catatan Terakhhirku Di Spenpa

Daily 44 Pertandingan Terakhir, Final Yang Menyedihkan dan Final Untuk Semuanya

Daily 43 Victory Dice (Seberkas Asa Diujung Perkampungan)

Daily 42 D`RICK Hari-Hari Akhir Persahabatan

Daily 41 UTS Ditunda, Pertandingan Futsal Dimulai

Daily 40 D`Rick

Daily 39 Kita Selamanya

Daily 38 Orang Pertama Dan Terakhir Yang Melewati Tantangan

Daily 37 Jam Tambahan

Daily 36 Ramadhan? Futsal Masih Ada

Daily 35 Perayaan Emas

Daily 34 Masih Sama Seperti 2 Tahun Lalu

Daily 33 Menuju Gerbang Akhir

Daily 32 Bus Rombongan Study Tour Itu Telah Pergi

Daily 31 Terasa Begitu Cepat

Daily 30 Kenangan Dari Ajibarang

Daily 29 Pagi Yang Memilukan

Daily 28 Maaf Aku Belum Bisa Beri Kita Kemenangan

Daily 27 Oleh-Oleh Dari Pinggir Lapangan

Daily 26 Sepak Bola, Lain Tidak

Daily 25 Aku Yang Tercepat

Daily 24 Yang Pertama Dan Yang Terakhir