Kehidupan

Cara menghasilkan uang dari blog

Rabu, 05 Desember 2018

Daily 23 LDKPO

Lagi-lagi hari ini aku kesiangan, Dengan segenap tenaga dan semangat yang masih ada di pagi yang sejuk ini, aku segera mengambil langkah seribu untuk bersegera mungkin menuju ke sekolah. Aku seolah telah kehilangan banyak waktu hanya karena aku begadang menonton bola selepas pulang dari Madrasah semalam.

Pagi ini aku berangkat sekolah dengan berjalan kaki seperti biasanya. Ketika sampai di pasir kidul, tempat dimana aku biasa membeli es di warung yang ada di samping sungai Susukan seorang ibu menggunakan seragam gurunya dengan kendaraan bermotor berhenti tepat di sampingku. Beliau adalah Ibu Sri Suwariningsih, Bu Wari biasa aku memanggilnya. Bu Wari adalah wali kelasku, beliau tinggal di Pasir Kidul tepat seberang jalan tempat warung es biasa aku nongkrong sepulang sekolah. Beliau sangat baik kepadaku, Aku sering diajak ikut berangkat bersamanya ketika bertemu di jalan menuju sekolah, awalnya aku merasa tidak enak. Tapi jika menolak, pasti aku akan telat, dan beliau sudah mengetahuinya, sehingga aku putuskan untuk ikut dengan beliau.

Kini kegiatan belajar mengajar di kelas 8 telah berjalan efektif, dan harus aku katakan bahwasanya apa yang di katakan murid perempuan di lapangan beberapa waktu lalu adalah tidak benar, karena ternyata yang menjadi wakil ketua kelas adalah aku, bukan dia. Aku sebenarnya tidak menginginkan jabatan ini dengan beranggapan nanti kedepannya aku akan sibuk dan tidak fokus dengan latihan di SSB ataupun ekskul Sepak bola, tapi setelah dipikirkan, ini hanya wakil, dan hanya pengurus kelas and so akhirnya aku terima untuk menjalankan amanah ini.

Positifnya, aku juga kembali menjadi anggota OSIS dan kini menjabat pada sekbid keolahragaan, sesuai dengan bakat dan minatku. Aku juga kembali harus menjalani LDKPO yang sungguh mengantukkan. Karena sudah aku prediksi sepertihalnya dengan tahun sebelumnya aku pasti tidak bisa memejamkan mata sama sekali ketika harus menginap disekolah. Insomnia sungguh sangat mengganggu bagiku karena pada pagi harinyapun aku tidak langsung pulang karena harus mengikuti kegiatan-kegiatan lain yang berakhir ba`da dzuhur.

Tapi sesungguhnya itu adalah saat dimana aku benar-benar banyak belajar akan sebuah pelajaran yang berharga. Jikalau tahun lalu aku hanya seperti menjadi pelengkap. Kini aku yang harus membimbing dan menjadi teladan adik-adik kelasku baik pengurus OSIS baru ataupun semua siswa lain di sekolah.

Kegiatan pemilihan dan sekaligus penjadwalan stuktur Pengurus OSIS diadakan pada jam terakhir di ruang perpustakaan sekolah di lantai 2. Tanpak banyak sekali orang asing yang berada di ruang itu. Mereka tanpak khidmat mengikuti prosesi acara yang di sampaikan oleh Bu Endah Fajar dan Pak Zaenal Arifin yang menjadi Pemandu jalannya pembuatan struktur organisasi.

Siang itu aku sungguh lapar, sesekali aku melihat ke jendela dan banyak siswa lain dikelas yang akan bersegera untuk bersiap pulang. Ada juga sebagian kelas yang muridnya sudah berhamburan keluar sementara ada sekitar 5 murid sedang menyapu di kelas. Haha aku ingat akan lucunya saat itu, ada sebuah peraturan yakni barang siapa ada yang tidak piket kelas maka akan didenda Rp 5.000. Simple namun sangat mendidik. Aku juga tidak mengerti bagaimana betapa malasnya saat itu hanya untuk menyapu dan mengepel kelas sesaat, itupun dengan teman-teman yang lain. Sangat tidak ada apa-apanya dibanding kerasnya bekerja untuk mencari rupiah. Tapi meskipun demikian aku bukanlah murid yang sering kabur pada saat jadwal piket. Sugguh semua itu aku lakukan karena kesadaran bukan semata karena ada lomba kebersihan antar kelas.

Lamunanku berhenti ketika Anggi, siswi kelas 7c yang terpilih sebagai sekertaris OSIS yang baru menyampaikan susunan pengurus OSIS Periode 2009/2010. Kesimpulan itu seolah menandakan bahwa rapat sebentar lagi akan selesai, di akhir rapat adalah sedikit pembahasan tentang LDKPO. Tentang susunan acara, teknis pelaksanaan hingga peralatan yang harus dibawa.

Hari itu akhirnya tiba, Selepas sholat Ashar aku segera mandi dan mempersiapkan perlengkapan sekolah, khusus untuk sore itu aku tau tidak ada sprint, dribble, shooting, dan tidak ada latihan sepak bola. Aku menuju perempatan didesaku untuk menunggu angkutan orange bertanda huruf K yang akan mengantarkanku ke sekolah. Sore itu aku tidak jalan kaki karena akan terasa begitu lelah, selain membawa tikar yang besar aku juga membawa potongan kayu-kayu yang akan digunakan pada saat penyalaan api unggun.

Aku sampai di lingkungan sekolah ketika keadaan sudah cukup ramai, Aku sebenarnya cukup canggung ketika aku amati di sekitarku kebanyakan hanya adik-adik kelas 7 yang telah datang. Akupun tak begitu mengenalinya.

Setelah bosan menunggu akhirnya muncul juga Edy sang wakil ketua OSIS sekaligus teman sebangkuku. Menurut pengamatanku tidak banyak yang begitu spesial dari temanku yang satu ini.
Dari kemampuan belajar dia biasa-biasa saja, dia juga agak bad boys tetapi yang lain daripada yang lain adalah keberaniannya. Aku akui dia murid yang tegas dan tidak kenal kompromi, dia sangat berani terhadap apapun selama ia benar. Dan satu hal yang tak pernah aku lupakan darinya adalah ketika dia pingsan ditengah lapangan ketika menjadi perwira upacara. Haha sungguh kasian dan.. tragis.

Juga selanjutnya adalah sang ketua OSIS, Khamim. Aku tak begitu mengenal dekat, banyak yang bilang dia pintar dan tegas. Sebenarnya bagiku layak juga bagi dia sebagai ketua OSIS. Aku sudah tidak begitu ingat tentang dia karena setelah lulus SMP, kabar tentangnya tidak diketahui lagi. Ada yang bilang dia meneruskan sekolah di luar negeri. Ad sedikit ingatan tentang dia manakala pernah ada perselisihan antara aku dengan dia ketika Classmate futsal di sekolah, Dia tidak terima dengan pressingku yang terlalu agresive padahal dalam pertadingan sudah ada wasit, emosinya meledak-ledak. Aku sangat menyayangkan sikapnya sebagai ketua OSIS, namun aku sadari kita sama-sama remaja yang masih labil. Saat itu sendiri terjadi pada saat pertandingan semifinal, antara kelasku 8c melawan kelasnya 8f  yang juga merupakan dream team di sekolahku karena pemain utama ekstrakulikuler dan atlet bola disekolahku sebagian besar di kelas itu.

Dan kelasku sendiri 8c lolos ke semifinal setelah secara mengejutkan mengalahkan sang juara bertahan 8g dengan skor tipis 1-0 lewat goal tunggal yang aku cetak dari titik pinalty. Aku sadari kelasku saat itu tidak begitu antusias dengan olahraga. Banyak siswa yang tidak bisa bermain bola sama sekali. Mereka terlalu bergantung padaku dan Tembol, seorang siswa tunggakan yang bermasalah namun memiliki skill sepakbola yang bagus. Dan apesnya ketika pertandingan melawan 8f dia tidak bisa mengikuti, dia dipanggil ke ruang BK untuk menemui kesiswaan. Saat itu aku seperti bermain sendiri, permainan tak berkembang, kami selalu ditekan, di tambah keteganganku dengan khamim. Akhirnya aku kalah 3-0 dari kelas 8f. Aku sangat kecewa.

Tapi yang aku bahas sekarang bukan tentang classmate. Hari mulai beranjak senja Upacara pembukaan LDKPO dimulai. Pak Roso sebagai ketua Panitia menyampaikan sambutannya. Lalu acara pembukaan oleh Pak Rochanto selaku kepala sekolah. Upacara bendera di sore yang cerah itu berjalan khidmat. Lalu acara berlanjut dengan materi pertama yang dilangsungkan dilantai atas dan Pak Rochanto juga yang membawakan materi pertama yakni tentang kepemimpinan. Inilah untuk pertama kalinya aku belajar akan sesuatu yang sangat berharga yakni dengan menumbuhkan sikap kepemimpinan yang terus aku coba pada diriku. Saat itu juga aku pertama kalinya menenal istilah independent, atau berdiri sendiri.


Materi selanjutnya antara lain wawasan kebangsaan yang disampaikan oleh Bu Wahyu Prihatnasari, ada juga tentang bela negara dari Pak Zaenal, Lalu tentang bahaya narkoba dari Bu Anggari. Setiap materi yang di sampaikan memiliki kesan masing-masing. Semuanya adalah pembelanjaran berharga baik untuk menjalankan Organisasi kedepannya ataupun lebih spesifik dalam menjalani kehidupan sendiri dimasa mendatang.

Materi itu disampaikan hingga cukup malam. Sekitar pukul 23.00 W.I.B ada sebuah hal unik dimana seluruh penerangan dilingkungan sekolah dimatikan. Dan setiap calon pengurus OSIS diminta melakukan sebuah tantangan. Tantangan yang kata pembina saat itu adalah bagaimana kita untuk menguji bagaimana kita mengemban amanat kedepannya. Banyak teman mulai panik, terutama murid perempuan. Namun dalam benakku sendiri itu bukanlah suatu masalah, aku terbiasa berziarah malam dan bahkan pulang ataupun berangkat sekolahpun aku melewati area pemakaman yang luas dan mencekam meski terkadang rasa merinding itu ada ketika aku melewatinya sendirian.

Tapi dalam lingkungan sekolah yang cukup angker dan memang sering terjadi hal yang ganjil menjadikan sebuah kewaspadaan yang tidak boleh aku sepelekan. Aku yang memang dekat dari lingkungan sekolah sudah cukup tau tentang kejadian-kejadian mistis di sekolahku. Tapi malam itu udara begitu sejuk, aku menjalankan tantangan berdua dengan Mizan Falahi siswa kelas 8d. Karena memang aturannya seperti itu. Kami memutuskan untuk melewati tantangan yang paling akhir diantara teman-teman pengurus OSIS yang lain. Langkah demi langkah kami lewati dengan tenang dan santai. Tiba-tiba angin berhembus sangat jelas terasa ditengah tenangnya malam ketika aku melewati deretan kelas 8a,8b,8c dan 8d di sebelah masjid sekolah.

Angin itu hanya berlalu sekali saja dalam sekejap. Lalu ketika memasuki belakang kelas 8e, Pintu kelas tiba-tiba terbuka. Aku cukup kaget namun tetap tenang. Kudengar lagi suara bangku ataupun meja yang ditarik perlahan dan iya benar memang, Aku tau ada orang disitu. Sepertinya salah seorang guruku, lanjut memasuki area belakang kelas 8f aku liat lagi ada seorang penjaga sekolah yang mencoba mengagetkan..

Sampai saat ini masih terbesit dalam pikiranku, apa alasan pasti dari uji nyali ini mengingat resiko yang ditimbulkan bisa saja diluar dugaan mereka. Mengingat area sekolah yang cukup luas dan angker, dan kami hanya siswa-siswa yang baru memasuki masa remaja dan masih sangat banyak membutuhkan bimbingan. Entah kenapa sampai pembina memutuskan untuk tetap menjalankan kegiatan ini. Perlu diketahui ada beberapa waktu setelah kejadian di hari LDK itu ada seorang siswa yang dihantui penampakan dibelakang kelas 7e, sebuah kelas sunyi meskipun dekat dengan lapangan namun aku selalu merasakan hal yang aneh ketika melihat ke arah kelas tersebut. Dari info yang aku dapat anak tersebut melihat penampakan kepala tanpa badan, anak itu trauma dan akhirnya memutuskan untuk pindah sekolah. Aku tidak ingin menyebarkan berita yang entah benar atau tidak keberadaannya tetapi itulah yang ramai diperbincangkan saat itu.

Dibelakang kelas tersebut adalah tembok luar kelas yang memisahkan antara kebun dan lingkungan sekolah. Tapi kebetulan saat itu aku tidak mengalami hal yang aneh disekitar tempat itu. Aku ingat saat itu waktu sudah hampir setengah 12 malam, sampailah aku pada ujung pojok selatan sekolah yakni area kelas 7H yang memang terpisah dengan ruang kosong dan juga WC yang jarang digunakan karena letaknya terlalu terpencil. Ketika aku melewatinya aku seperti melihat sesuatu dan memang benar. Sungguh sampai sekarang aku masih merinding kalau mengingat kejadian ini, aku melihat seseorang wanita menuju ke arah pembatas sekolah dengan kebun di belakang kelas 7g namun keika aku sampai. Tidak ada orang sama sekali, langkahku tiba-tiba semakin cepat, aku tak ingin membuat Mizan panik. Akhirnya aku sampai dan telah ditunggu teman-teman yang lain, mereka bilang kami terlalu lama, padahal hanya memutari sekolah. aku merasa seperti melakukan perjalanan jauh.

Kehangatan dan senyuman sedikit melegakan rasa ketika berkumpul dengan yang lain, tetapi hingga ketika acara api unggun berlangsung dimana Pak Zaenal dan Pak Gembong membeikan banyak motivasi kepada kami. Aku hanya termenung dan pandanganku justru samar, pikiranku melayang-layang jauh. Tentang ruangan di ujung selatan, WC yang jarng di pakai dan juga tentang bayangan.

Hingga acara pada malam itu berakhir, ketika semua tidur dan istirahat. Aku tidak bisa tidur sama sekali, Aku mencoba menutup mata namun yang keluar hanya air mata. Aku mendengar suara ketokan pada tiang listrik, aku mencoba bangkit dan memastikan itu adalah orang yang sedang ronda. Namun ketika mencoba berdiri dan aku dapati semua sudah benar-benar terlelap aku mengurungkan niatku. Aku harus tidur, dan ketika berbaring kembali aku seperti mendengar suara delman melewati diarea jalan depan sekolah. Karena kebetulan saat itu kelas yang dijadikan tempat tidur adalah kelas 9c yang berada di pinggir jalan.

Hingga subuh mata ini tidak juga terpejam, hingga pagi mentari telah muncul, aku tidak tidur. Tetapi cerahnya pagi ini seolah melupakan semua yang telah terjadi semalam. Meskipun sebenarnya telah terlupakan. Acara LDKPO sendiri masih berlangsung hingga siang, saat paginya kami latihan PBB, Latihan upacara dan juga ada sedikit materi dan juga motivasi dari mba Probo alumni ketua OSIS 2 tahun lalu yang saat itu sudah menjadi pengurus OSIS di SMA N1 Purwokerto.

Acara LDKPO diakhiri dengan Upacara penutupan dan saling berjabat tangan berharap semuanya akan berjalan baik. Kegitan itu sendiri di dokumentasikan oleh Pak Kuswandi dalam sebuah disk, dalam sebuah kaset VCD untuk meningatkan akan cerita dihari itu. Tetapi pada akhirnya semua dikalahkan oleh sang waktu. Kenangan hanya menyisakan kenangan, Semua hanya menjadi memory yang terlupakan. Aku sudah tak begitu ingat lagi siapa-siapa saja yang terlibat saat itu, tapi entah siapapun. Mereka adalah pelaku sejarah. Sejarah berharga di spenpaku yang tercinta..Sangat miris sebenarnya terpisahkannya ikatan, padahal dulunya kita satu kepengurusan. Kawan, masihkah kalian ingat hari itu?