Aku mencoba mengingat-ingat lagi segala yang pernah terjadi, Ingatan seseorang memang sangat terbatas bukan hanya untuk mengingat yang telah begitu lama terlewati. Sesuatu yang terjadi 1 bulan bahkan 1 minggu yang lalu tak pernah dapat kita ingat dengan pasti.
Namun bagiku masa lalu adalah hal yang paling berharga, sebuah kenangan yang memberi pelajaran bahwasannya hidup ini begitu indah. Baru saja aku membaca ceritaku di daily 15 tentang perjumpaanku dengan orang misterius di sebuah lahan persawahan yang kini telah menjadi perumahan yang indah.
Beberapa bulan setelah itu adalah kenaikan kelas 6 di sekolahku. Tak banyak hal yang terjadi ketika aku duduk di kelas 6 sekolah dasar. Sebagian besar waktuku aku gunakan untuk latihan sepak bola dan jadwal les padat menghadapi UN.
Hanya ada satu kejadian unik yang akan selalu aku ingat, bahkan mungkin untuk seumur hidupku.
Saat itu aku dan rombongan teman kelasku pergi menggunakan sepeda ke GOR satria untuk melihat pertandingan volly antar sekolah dasar sekabupaten Banyumas. Sekolahku adalah sekolah yang cukup berkembang dalam bidang olah raga, Hampir tiap tahun menjadi juara kecamatan dan mewakili di tingkat kabupaten.
Namun selang berjalannya sang waktu, semua itu kini hanya tinggal sejarah.
Pada saat itu sekolahku gagal dalam kejuaraan sekabupaten Banyumas tersebut. Selepas itu kami tidak langsung pulang kerumah. kami mempunyai rencana lain untuk berkunjung ke tempat guru walikelas kami yaitu bapak Widadi yang tinggal didaerah Kembaran Purwokerto.
Saat itu sebenarnya aku sama sekali tidak pernah pergi jauh selain dengan orang tuaku. Jangankan kota Purwokerto, desaku saja belum semuanya terjamah olehku. Yang aku ingat saat itu adalah ketika pulang langit mendung dan hujan turun dengan deras. Teman temanku mengayuh sepedanya dengan cepat dan sialnya rantai sepedaku selalu saja terlepas, dan aku pun kehilangan jejak dari mereka dan yah aku tersesat. Sendiri, entah dimana, dan saat itu aku hampir menangis wkwk
Aku menanyakan kepada orang-orang namun orang-orang selalu memberi jawaban yang tak pernah aku mengerti, karena aku memang belum mengetahui lingkungan sekitar dan parahnya aku tersesat di daerah yang jauh dari kampungku tanpa memberi ijin akan pergi kepada kedua orang tuaku.
Bahkan uang satu rupiahpun sama sekali tidak aku bawa. Aku mencoba tetap tenang dengan mengingat ingat ketika berangkat menuju arah timur. maka untuk kembali aku terus mengayuh sepedaku ke arah barat bersamaan dengan rintikan hujan yang mulai reda.
Hari mulai beranjak senja, matahari pun kini mulai tenggelam, aku terus berusaha untuk mengayuh sepedaku kebarat mengikuti tenggelamnya matahari sore itu. Matahari yang tenggelam, mungkin itulah jalan pulang. Saat itu sungguh aku sudah pasrah, aku serahkan semuanya kepasa Allah SWT. Dan benar saja entah keajaiban atau bagaimana aku akhirnya bisa menemukan jalan untuk sampai kerumah. Padahal untuk sekarang saja ketika di bangku kuliah aku masih belum memahami daerah itu. justru ketika sekolah dasar aku pernah melewati semua itu, seorang anak kecil yang melawan hujan dengan sepeda usangnya untuk bisa pulang kerumah ketika dalam perjalanan tertinggal dari teman-temannya.
Sepulangnnya aku hanya menceritakan kejadian ini kepada bapak ku. Beliau hampir tidak percaya haha tapi inilah aku dengan segala kenekatan dimasa kecilku untuk mengetahui hal baru.
Beberapa bulan setelahnya adalah hari kelulusan sekolah dasar, meskipun bagiku nilaiku tidak begitu memuaskan setidaknya aku masih bisa di terima di SMP N 4 Purwokerto sesuai keinginan orang tuaku.
dan akupun harus berpisah dengan sebagian teman-temanku yang melanjutkan SMP di tempat yang berbedabeda.
Begitupun dengan Alwi teman yang pada akhirnya begitu akrab denganku di akhir masa sekolah dasar harus berpisah ketika dia memutuskan untuk melanjutkan sekolah lain didaerah kedungbanteng, meskipun demikian pada akhir sekolah dasar inilah banyak kisah persahabatan antara aku dan Alwi, tentunya selain karena ikut di tim SSB (Sekolah Sepak Bola) yang sama, kami juga rutin berlatih sepakbola di lapangan yang ada di kampung kami tiap sore.
Kurang lebih seperti inilah masa akhir sekolah dasarku, begitu banyak hal yang mungkin sederhana namun sangat berarti. Kebahagiaan, keceriaan, perselisihan, pertentangan dan prestasi. Semua seolah berjalan tanpa rekayasa. Sebuah hal yang begitu sangat dirindukan. Untukku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar